Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 04/08/2022 09:00 WIB

Dinamika Internal Golkar Kuat, Ancam Konstelasi KIB

GOLKAR
GOLKAR

 

DAKTA.COM - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai dinamika di internal Partai Golkar masih sangat kuat dan berpotensi mengancam masa depan kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto serta konstelasi politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Menurutnya, pernyataan Waketum Golkar Bambang Soesatyo alias Bamsoet yang menyatakan keputusan mengusung Airlangga sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024 sudah bersifat final berpotensi menjadi sebuah manuver politik di internal Golkar.

"Saya memahami statement Bamsoet kemarin yang menyatakan bahwa pencapresan Airlangga adalah final berpotensi menjadi sebuah manuver di internal Golkar untuk terus mendorong Airlangga maju sebagai capres, meski di saat yang sama itu berpotensi mendisrupsi strategi yang selama ini dibangun KIB," kata Umam saat menjadi narasumber dalam sebuah diskusi yang berlangsung secara daring, Rabu (3/8).

Ia mengatakan, dinamika di internal Golkar tidak bisa disamakan dengan dinamika kepemimpinan di PDIP, Gerindra, Demokrat, atau PKB.

 

Menurutnya, Golkar merupakan partai politik yang dihuni oleh berbagai macam gerbong kekuatan politik alias tidak bersifat tunggal. Akibatnya, dia berkata, hal itu masing-masing kekuatan di internal Golkar bisa saling mengintai dan saling serang.

Dalam konteks pernyataan Bamsoet tentang pengusungan Airlangga sebagai capres, menurutnya, hal itu merupakan strategi mengunci langkah Airlangga yang sebenarnya sedang menjalankan 'time buying strategy' untuk menantikan dinamika hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDIP untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

Dia melanjutkan, partai papan tengah seperti PAN dan PPP cenderung tidak berani memainkan strategi politik yang spekulatif. Menurutnya, PAN dan PPP cenderung akan berpihak pada koalisi yang memiliki kemungkinan menang lebih besar.

Jika tidak memiliki pasangan capres-cawapres yang kompetitif, Umam memandang partai-partai papan tengah itu tidak akan mendapatkan dampak yang optimal dan berpotensi gagal melenggang ke Senayan karena tidak memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

"Jika akhirnya Airlangga salah langkah, hal itu akan menjadi celah bagi Bamsoet untuk mengkudeta kepemimpinan Airlangga, karena itu kubu Airlangga harus mengantisipasi kondisi ini," imbuhnya.

Berangkat dari itu, menurutnya, Airlangga harus menggunakan kepemimpinannya untuk menjaga stabilitas internal Golkar.

Di saat yang sama, menurutnya Airlangga juga harus mematangkan strategi politiknya agar tidak salah dalam mengambil langkah.

"Jika sampai salah langkah, ada kekuatan lain yang sudah menunggu untuk menantang kepemimpinannya," ujar dia.

Sebelumnya, Bamsoet menegaskan bahwa partainya sudah memutuskan mengusung Airlangga sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya, keputusan yang merupakan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar itu sudah bersifat final.

"Airlangga Hartarto, kita sudah putuskan Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto, sesuai keputusan rapat pimpinan di forum nasional. Itu sudah final," kata pemilik sapaan akrab Bamsoet itu kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (2/8).

Ia menyatakan, selanjutnya partainya memberikan tugas kepada Airlangga untuk mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada parpol lain, termasuk ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Nah itu tugas ketum untuk mengomunikasikan [ke KIB]," ujar dia.


 

 

 

Sumber : CNN INDONESIA
- Dilihat 1041 Kali
Berita Terkait

0 Comments