ORANG-ORANG YANG PUNYA KOMITMEN UNTUK NEGERI
JAKARTA, DAKTA.COM : Coba kita perhatikan, bagaimana sosok Syahganda Nainggolan, Ahmad Dhani, Anton Permana, Gus Nur, Ali Baharsyah, KH Heru Elyasa, KH Sobri Lubis, Habib Hanif, Jonru, dan sejumlah ulama dan aktivis lainnya yang dikriminalisasi rezim. Mereka, masuk penjara, dan keluar dengan kondisi yang sama : tetap kritis terhadap rezim.
Kriminalisasi tak membuat mereka ciut, atau mengubah rumus kehidupan yang mereka yakini. Bagi mereka, 2 + 2 tetaplah 4. Meskipun diancam dengan todongan pistol atau granat di leher, jawaban mereka tetap 4, tidak berkurang menjadi 3 atau bertambah menjadi 5.
Begitu pula tentang Edy Mulyadi. Dia, akan tetap kritis dan menolak proyek IKN, menyampaikan secara lantang proyek IKN hanya menguntungkan oligarki. Dia, berani terbuka menyebut nama Hasyim Jojohadikysumo, Sukanto Tanoto, Reza Herwindo hingga Luhut Binsar Panjaitan.
Edy, tak akan mencabut sikap kritisnya, meskipun dipukul dari arah belakang dengan narasi jin buang anak. Oligarki yang mengendalikan negeri ini, tak berani beradu secara ksatria berhadap-hadapan dengan Edy Mulyadi untuk adu data, fakta dan argumentasi.
Oligarki memanfaatkan sentimen kesukuan, membokong Edy Mulyadi dari belakang dengan narasi jin buang anak. Namun, apakah itu berhasil mengubah seorang Edy Mulyadi ? atau mampu memalingkan rakyat dari bahaya proyek IKN yang hanya menguntungkan oligarki ?
Nyatanya tidak. Edy Mulyadi, sebelum ditahan lantang menyuarakan posisinya yang tegas menolak proyek IKN. Sementara elemen masyarakat, semakin banyak yang menyadari bahaya proyek IKN dan mulai terbuka menyuarakan penolakan.
Bahkan, sudah ada yang ancang-ancang menggugat UU IKN ke Mahkamah Konstitusi. Sejumlah tokoh bangsa, bersuara menolak proyek IKN. Kuat dugaan, UU IKN akan berakhir seperti UU Omnibus Law : Dinyatakan Inkonstitusional oleh MK.
Ada yang patut kita ambil pelajaran dari mereka yang konsisten menyuarakan kebenaran. Mereka tidak berubah, baik di luar penjara, masuk penjara dan kembali berada di luar penjara.
Mereka hanya berkhidmat pada nilai kebenaran dan memperjuangkan keadilan. Itu yang membuat mereka, tak berubah meski mendapat tekanan.
Amanah bagi kita, yang belum diuji dengan penjara, semestinya semakin mengokohkan komitmen untuk berada dibarisan pejuang kebenaran dan menuntut keadilan ditegakkan. Tidak hanya untuk menolak proyek IKN, tetapi juga untuk setiap kezaliman yang terjadi di negeri ini.
Saat ini, bukan hanya dibutuhkan orang pintar. Tetapi juga berani. Kepintaran yang banyak tidak akan bernilai, jika hanya tersimpan didalam benak. Wahai orang-orang pintar, bersuara lah !
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Reporter | : | Warso Sunaryo |
- Pasangan Heri - Sholihin Komitmen Bangun Perubahan Untuk Kota Bekasi
- Setia Prabowo: Bersyukur Jika Romo Syafi’i Terpilih di Kabinet Zaken Prabowo
- Pasangan Heri - Sholihin Deklarasi Maju Pilkada Bekasi, Ini Janjinya
- Din Syamsuddin Rencanakan Aksi Besar dengan Dukungan TNI untuk Bela Palestina
- Peringati HUT Golkar ke 59 DPD Golkar Kota Bekasi Ajak Para Kader dan Simpatisan Bershalawat
- PKS Kota Bekasi Sesalkan Sikap Pemkot Batalkan Penggunaan Stadion Patriot
- Resmi Gabung PPP, Sandiaga Ngaku Ikhlas Jika tak Diusung Jadi Bakal Cawapres
- Buntut Gibran-Prabowo, PDIP Atur Kader Kepala Daerah Terima Tamu
- Dukung Prabowo, Jokowi Pressure Megawati?
- Maksimal Perjuangkan Aspirasi, Anggota Dewan Ushtuchri Tuai Pujian Konstituen
- Jokowi: Menteri Nasdem Bisa Direshuffle
- Jokowi Tidak Akan Dukung Prabowo
- Warga Jabar Puas Pada Kinerja Ridwan Kamil
- Dewan Mahfudz Abdurrahman Berbagi 10 Ribu Bingkisan Lebaran
- Jika Pemilu Ditunda, Aktivis 98 Siapkan Pemerintahan Transisi
0 Comments