PLN: Pasokan Batu Bara Aman
JAKARTA, DAKTA.COM - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Keandalan pasokan ini dapat terus terjaga selama suplai batu bara terpenuhi.
"Kami memastikan pasokan daya listrik cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik siang maupun malam hari, meskipun di beberapa daerah mengalami peningkatan konsumsi listrik seiring dengan pulihnya perekonomian nasional," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi di Jakarta, Selasa (11/1).
Agung menyebutkan, khusus di regional Jawa, Madura, dan Bali (Jamali), terjadi kenaikan beban puncak sebesar 300 megawatt (MW) dari 26,9 gigawatt (GW) menjadi 27,2 GW, sementara daya mampu pasok mencapai 28,2 GW sehingga masih terdapat cadangan sekitar 1 GW. Namun, PLN juga masih memiliki pembangkit darurat 2,8 GW yang siap dinyalakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
"Begitu pula dengan sistem kelistrikan di luar Jamali saat ini masih dalam kondisi aman dengan cadangan yang cukup,” ujar Agung.
Intervensi pemerintah melalui kebijakan larangan ekspor batu bara telah memberikan dampak positif terhadap pasokan batu bara ke pembangkit PLN. Hingga kini, PLN telah mendapatkan komitmen pasokan dari tambang untuk menjaga keamanan produksi listrik.
Total kebutuhan batu bara untuk mencapai hari operasi (HOP) ideal minimal 20 hari berkisar antara 16 sampai 20 juta metrik ton (MT) sesuai tingkat kesuksesan pengiriman batu bara yang dipenuhi dari kontrak reguler maupun penugasan khusus dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Minerba Kementerian ESDM).
Kebutuhan ini secara bertahap akan dipenuhi sampai dengan 31 Januari 2022. Selain itu, kebutuhan armada angkut untuk memenuhi HOP minimal 20 hari sampai dengan akhir Januari 2022 ini sebanyak 130 vessel shipment dan 711 tongkang shipment mulai terpenuhi secara bertahap dan akan segera merapat ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan.
Ketersediaan kapal ini juga bisa terealisasi berkat dukungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) dan Indonesian National Shipowners Association (INSA) atau asosiasi pengusaha pelayaran di Indonesia. “Kami berkoordinasi dan komunikasi secara intens dengan Dirjen Hubla dan INSA untuk memastikan kapal tersedia dan datang tepat waktu,” kata Agung.
Agung memastikan, saat ini, kondisi ketersediaan batu bara terus meningkat dan sudah mengalami perbaikan dibandingkan kondisi pada 31 Desember 2021. PLN terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal pengangkut batu bara.
Agung menjelaskan, sejumlah upaya percepatan proses bongkar muat batu bara ke pembangkit dipastikan melalui skema line up masing-masing unit pembangkit. Dengan demikian, penerimaan batu bara akan berjalan efektif dan meningkatkan tingkat kesuksesan dari eksekusi atas komitmen penugasan dari pemerintah ini.
"Berbagai skema pengaturan produksi pada sistem kelistrikan kami lakukan agar listrik tetap menyala, misalnya, untuk di sistem Jamali, PLTU hanya dibebankan sekitar 74 persen dari total kapasitasnya. Ini dilakukan sambil menunggu kedatangan pasokan batu bara tambahan," ujar Agung.
Reporter | : | Ardi Mahardika |
- Indonesia Butuh Kebijakan dan Visi Jangka Panjang Terkait CPO
- Tertinggi di RI, Tarik Tunai di Jawa Tembus Rp110 T Selama Lebaran
- Kenaikan Harga Pangan Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
- CCEP Berikan Bantuan Sembako Untuk Warga Sekitar Pabrik
- Summarecon Mega Deals 2022: Berkah Hemat Hingga Rp 276juta Untuk Produk Terbaik
- Pelarangan Ekspor CPO dan Minyak Goreng Pengaruhi Kinerja Perdagangan Internasional
- Kelangsungan Sektor Pertanian Indonesia Terancam Urbanisasi
- Urgensi Evaluasi Subsidi Pertanian Demi Capai Ketahanan Pangan
- The Palaca Jeweler Buka Gerai ke 32 Di GGP Bekasi, Dirangkai Lepas 30 Perhiasan Berlian Seharga 88 Ribu
- RAMADAN SALEBRATION 2022: SMB Sajikan Program Belanja Hingga One Day Sale
- Dorongan Mendag Diperiksa di Kasus Ekspor CPO dan Sentilan Jokowi
- Hanya 20 BUMN yang dalam Kondisi Sehat
- Vaksin Dua Kali, Penumpang KA Usia 6-17 Tahun Tak Wajib Antigen Lagi
- Daftar Merek Migor 3 Perusahaan yang Terseret Dugaan Korupsi CPO
- Kenaikan BBM dan Tarif Tol Kurangi Keterjangkauan Pangan Masyarakat
0 Comments