Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 06/11/2021 09:40 WIB

KPAI Apresiasi BPOM dan Dorong Kemenenterian Kesehatan Percepat Vaksin Anak

Ilustrasi anak Indonesia [Foto : Shutterstock]
Ilustrasi anak Indonesia [Foto : Shutterstock]

 

JAKARTA, DAKTA.COM - Pandemi COVID-19 memang telah berdampak luas terhadap perkembangan anak dalam hal kesehatan (fisik dan mental), aspek sosial, dan juga pendidikan. Indonesia merupakan negara dengan jumlah usia anak yang cukup besar. Pada  Juni 2021 pada saat tingkat infeksi COVID-19 cukup tinggi di Indonesia ternyata kelompok anak yang terinfeksi cukup banyak, yaitu mencapai 2,9 persen untuk usia 0 - 5 tahun dan 10 persen untuk usia 6 - 18 tahun.
 

 

Sejumlah negara yang mengalami penurunan kasus, bahkan sampai zero kasus, ternyata saat ini naik kembali kasus yang terinfeksi covid-19, kondisi tersebut mungkin sekali dialami juga oleh Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang dapat mengantisipasi kemungkinan bertambahnya kasus COVID-19 pada anak, termasuk perlunya vaksinasi untuk usia anak.

 

“KPAI menyambut positif ijin penggunaan vaksin sinovac untuk anak usia 6-11 tahun oleh  BPOM. KPAI juga menyampaikan  penghargaan dan apresiasi tinggi atas kerja keras  BPOM dan para ahlinya yang akhirnya memberikan ijin penggunaan  vaksin sinovac untuk diberikan pada anak usia 6-11 tahun. Persetujuan perluasan indikasi ini diperoleh setelah BPOM melakukan pembahasan dan pengkajian bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap aspek khasiat dan keamanannya vaksin sinovac,” kata Retno Listyarti, Komisioner KPAI dalam siaran pers yang Dakta terima, Sabtu (6/11).

 

Retno menambahkan KPAI sangat berterima kasih pada kepedulian BPOM untuk melindungi anak-anak Indonesia melalui pemberian ijin  vaksinasi anak, Apalagi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah digelar hampir di seluruh daerah yang sudah memasuki level PPKM 1 – 3. 

 

“Padahal, pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap   akan menjadikan anak juga berpotensi  pembawa virus COVID-19 setelah beraktivitas di luar rumah dan menularkannya kepada orang lain. Hal ini menjadi kekhawatiran dan harus menjadi perhatian bersama,” tegas Retno.

Reporter :
- Dilihat 1438 Kali
Berita Terkait

0 Comments