Inovasi Pembelajaran Tilangsad di Masa Pandemi
CIKARANG, DAKTACOM: Pembelajaran Tilangstad adalah sebuah inovasi yang dilakukan penulis untuk membuat pembelajaran yang berkualitas dan berdampak positif bagi peserta didik sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan memuaskan. Tilangstad adalah sebuah singkatan dari tiga langkah student team achievement division. Penulis berusaha untuk melakukan review secara singkat mengenai apakah pembelajaran tilangstad.
Pembelajaran tilangstad adalah kombinasi dari 3 media pembelajaran (google classroom, whatsapp videocall, google meet), metode 3 P (Presentation, Practice, Production) dan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). Gambaran yang bisa dijelaskan dengan sangat sederhana adalah sebagai berikut:
METODE |
MEDIA |
MODEL |
PRESENTATION |
GOOGLE CLASSROOM |
CLASSICAL |
PRACTICE |
|
KALI (Kelompok lima) |
PRODUCTION |
GOOGLE MEET |
KEJU(Kelompok Tujuh) |
Pembelajaran Tilangstad menerapkan metode 3 P. 3 P banyak digunakan untuk tahapan pembelajaran bahasa terutama pada keahlian produktif. Keahlian produktif ini terdapat 2 yaitu berbicara dan menulis. 3 P ini juga merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran. Ketiga Langkah tersebut adalah:
- Presentation
Presentation atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan penyajian adalah langkah pertama dalam kegiatan inti pembelajaran. Dalam lagkah ini, guru menyajikan materi pembelajaran dan memberikan contoh dari materi yang diberikan.
- Practice
Practice atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan praktik adalah langkah kedua dalam kegiatan pembelajaran. Pada Langkah ini, peserta didik mulai diminta melakukan latihan berkaitan dengan materi yang diberikan.
- Production
Production adalah Langkah terakhir dalam kegiatan inti yang berisi kegiatan penilaian individual untuk mengukur ketecapaian tujuan pembelajaran.
Tiga aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran Tilangstad adalah sebagai berikut:
- Google classroom
Pada tahap ini, penulis memberikan melakukan langkah-langkah pembelajaran, yaitu pembukaan, kegiatan inti pada tahap penyajian, penutup. Pembukaan diisi dengan salam, mengingatkan peserta didik untuk melakukan presensi melalui google classroom, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk melakukan pembelajaran dengan semangat
Pada kegiatan inti dalam tahap penyajian, penulis memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati power point dan gambar-gambar. Kemudian penulis memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan tentang kosa kata yang telah mereka amati dan masih terasa asing bagi mereka. Setelah itu penulis mencoba mendiskusikan bersama tentang materi yang sudah diberikan.
Pada tahap penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada peserta didik yang sudah mau melaksankan pembelajaran pada sesi tersebut dan mengucapkan salam. Seharusnya ada beberapa tahap lagi yang perlu dilakukan pada kegiatan penutup. Tetapi karena keterbatasan yang dimiliki, jadi hanya ada 2 kegiatan penutup yang bisa dilaksanakan.
- WhatsApp video call.
Tahap ini dilaksanakan segera setelah pembelajaran melalui google classroom dilaksanakan. Pada tahap ini peserta didik berlatih dalam kelompok. 1 kelompok terdiri dari delapan peseta didik. Pada tahap ini guru tidak dilibatkan karena guru sudah mengutus 1 peserta didik dengan pemahaman lebih baik terhadap materi yang diberikan. Peserta didik tersebut diangkat menjadi ketua kelompok dan membantu melakukan pembimbingan kepada 7 peserta didik lainnya, kemudian penulis memberikan pengarahan dan penjelasan tentang materi yang diberikan. Penulis memastikan bahwa ketua kelompok memahami materi yang diberikan di google classroom karena mereka harus menyampaikan kepada teman-teman mereka yang berada dalam kelompok tujuh. Penyampaian dan diskusi dalam kali dan keju dilakukan dengan menggunakan WhatsApp video call.
Berada diantara teman-teman mereka sendiri, membuat mereka merasa nyaman untuk menanyakan apa saja dan membuat mereka bersemangat karena dapat bertemu dengan teman-teman walau hanya sebatas pertemuan maya.
Tahapan ini juga dapat membantu penulis dalam mengawasi peserta didik yang kurang berperan serta aktif. Penulis mendapat laporan dari kelompok lima secara cepat sehigga dapat mengantisipasi peningkatan presentasi mangkir dari pembelajaran.
- Google meeting.
Pada tahap ini meminta peserta didik untuk melaksanaan google meeting untuk mengkonfirmasi informasi yang sudah diterima kelompok tujuh dari kelompok lima, untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, dan untuk melaksanakan penilain atas proses pembelajaran yang telah dilakukan peserta didik. Atau dengan kata lain tahap google meet ini juga merupakan tahap production atau tahap produksi.
Model pembelajaran yang dipakai adalah STAD (Student Team Achievement Division)
STAD yang digunakan menggunakan dua macam pengelompokan. Pengelompokan pertama disebut dengan KALI yang merupakan singkatan dari kelompok lima. Pengelompokan kedua disebut dengan KEJU yang merupaka singkatan dari kelompok tujuh.
KALI adalah kelompok bentukan dari guru dengan memperhatikan keunggulan pencapaian peserta didik di kelas. Jadi guru memilih 5 peserta didik unggul dan menjadikan mereka ke dalam satu grup dan memberi nama grup itu dengan KALI.
KEJU adalah kelompok yang dibentuk secara acak. Satu kelompok terdiri dari 1 orang ketua kelompok yang berasal dari KALI dan 7 peserta didik lainnya yang diambil secara acak dari peserta didik di dalam kelas. Jadi secara keseluruhan KEJU terdiri dari 1 orang ketua dan 7 orang anggota.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan di masa pandemi
Sumber | : | Guru di SMPN 7 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Rani |
- Rektor Ubhara Jaya Memperoleh Undangan Penganugerahan Gelar Profesor dari Universitas Mindanao, Filipina
- Allegra Luncurkan Englishforward.id, Kursus Bahasa Inggris Gratis
- Perguruan Tinggi Asing Buka Akses ke Pendidikan Kelas Dunia
- Ketum ASPHRI Raih Gelar Doktor Ilmu Manajemen dari UNJ
- Rektor Universitas Bani Saleh Resmi Dilantik, LLDIKTI Wilayah IV: Semangat Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Urgensi Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Tahan Bencana Mendesak
- Evaluasi Sektor Pendidikan 2022, Penanganan Pembelajaran Pasca Disrupsi Perlu Jadi Prioritas
- Evaluasi Sektor Pendidikan Indonesia 2022: Digitalisasi, Revisi UU Sisdiknas dan Otonomi Guru Perlu Diperhatikan
- Digitalisasi Perlu Perhatikan Keragaman Lanskap Pendidikan Nasional
- Gempa Cianjur dan Potensi Bencana Angkat Urgensi Pendidikan Resilien
- Upacara Peringatan HGN 2022, Kemenag sampaikan Apresiasi dan Penghargaan bagi Para Guru
- HGN 2022, GTK Madrasah Fokus Dorong dan Apresiasi Guru Berprestasi
- Resmikan Gedung Kampus 1 di Jakarta Sebagai Kampus Pasca Sarjana, Ubhara Jaya Tegaskan Komitmen Menuju Perguruan Tinggi Unggul
- Kipina Hadir di Kota Bekasi, Berikan Kurikulum Pendidikan Paud Berstandar Finlandia
- Penghapusan Bahasa Inggris Tidak Sejalan dengan Globalisasi
0 Comments