Mutiara Hikmah /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 22/03/2015 10:27 WIB

Kematian

ilustrasi kematian
ilustrasi kematian

“Dan lihatlah manusia yang telah diciptakan Allah dalam rahim yang gelap dan lapisan-lapisan tirai dari mani yang melimpah, kemudian gumpalan yang tak berbentuk, kemudian janin, kemudian bayi yang menetek, kemudian menjadi anak, kemudian menjadi orang muda yang telah berkembang penuh. Kamudian  Ia memberinya hati dengan ingatan, lidah untuk berkata-kata dan mata untuk melihat, agar ia dapat mengambil pelajaran (dari apa yang ada di sekitarnya) dan memahaminya dan mengikuti nasehat dan menjauhi kejahatan.

Setelah ia dapat tegak berdiri sebagaimana layaknya dan menyamai yang lain, ia membanggakan diri dan kebingungan. Ia telah menarik berember-ember hawa nafsunya, kesenangannya dari dunia dan tujuan-tujuannya (yang kotor). Tidak ia takut akan kejahatan apapun, tidak pula ia ngeri akan suatu peringatan, ia mati jenuh dengan kejahatan-kejahatannya.

Ia melewatkan kehidupannya yang singkat dengan memburu sampah. Ia tidak mendapatan ganjaran, tidak pula memenuhi suatu kewajiban. Penyakit yang mematikan menjangkaunya sementara ia masih sedang mengumbar hawa nafsu dan ia pun bingung karenanya.

Ia melewatkan malam dengan terjaga dalam kesusahan dan kesedihan dan nyerinya sakit dan keluhan dalam kehadiran saudar-saudara kandung, ayah yang mencintai, ibu yang meratap, saudara perempuan yang menangis, sementara ia sendiri dalam keresahan yang menggalau, derita yang dahsyat, tangisan menakutkan, sakit yang mencekik, nyeri oleh penderitaan dan taring maut yang melemaskan.

Setelah itu ia dibungkus dengan kain kafan sementara ia tinggal diam dan menyerah sepenuhnya kepada orang lain. Kemudian ia ditempatkan  di atas papan dalam keadaan sedemikian rupa setelah ia diinjak-injak oleh kesulitan dan dikuruskan oleh penyakit.

Kumpulan orang muda dan saudara-saudara yang datang menolong mengusungnya ke rumah kesepiannya di mana seluruh hubungan dengan pengunjung terputus. Setelah itu orang-orang yang mengiringinya pergi dan orang-orang yang menangisinya  pun kembali lalu ia didudukkan dalam  kuburannya untuk menjawab pertanyaan yang mengerikan dan ujian yang mudah menggelincirkan.

Bencana besar dari tempat itu ialah air panas dan masuknya ke dalam neraka, nyala api abadi dan kobaran yang pekat. Tak ada waktu istirahat, tak ada senggang untuk santai, tak ada kekuatan untuk mencegah, tak ada kematian untuk hiburan dan kelegaan, dan tak ada tidur untuk membuatnya melupakan kepedihan, melainkan  terbaring di bawah berbagai jenis kematian dan hukuman saat demi saat. Kamiberlindung kepada Allah.**



 

Editor :
- Dilihat 1667 Kali
Berita Terkait

0 Comments