Hebat, Mahasiswa UAI Jakarta Bantu Promosi Pariwisata Digital Warga Desa Pulosari, Sukabumi
SUKABUMI, DAKTA.COM - Situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta yang tergabung dalam KKN Daring kelompok 7 untuk membuat langkah baru dalam meningkatkan strategi promosi tempat pariwisata Curug Batu Bodas di Desa Pulosari, Sukabumi.
“Tim kami menilai bahwa Curug Batu Bodas ini memiliki potensi wisata yang bagus, tetapi expose di media daring belum dilakukan, sehingga baru dikenal oleh masyarakat sekitar desa. Kami percaya bahwa di era Revolusi Industri 4.0 ini, promosi via e-tourism akan lebih efektif,” kata ketua kelompok 7, Nuralika Dayan Hidayah di Jakarta, Rabu (24/2).
Bermodalkan kamera, tim surveyor kelompok KKN tersebut mampu menghasilkan video cinematic yang berisi keindahan objek wisata Curug Batu Bodas dan mengunggahya di kanal YouTube yang nantinya akan disebar luaskan ke berbagai media sosial lainnya.
“Kami juga menyertakan deskripsinya dalam Bahasa Inggris supaya menjangkau wisatawan global,” jelas Nuralika.
Tak hanya strategi promosi melalui YouTube, kelompok ini sukses membuat artikel di situs Wikipedia yang berisi informasi seputar Desa Pulosari dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
“Kami juga menjangkau Wikipedia untuk memberikan informasi lebih detil tentang wisata tersebut dan desa Pulosari,” katanya.
Meskipun dilakukan dengan pertemuan terbatas, masyarakat Desa Pulosari sendiri menyambut sangat baik dengan adanya program digitalisasi ini. Dodi, ketua pengelola Curug Batu Bodas mengakui kesulitan mempromosikan tempat wisata yang digadang-gadang dapat menggerakkan sektor ekonomi warga setempat.
“Sehingga, sangat besar harapan masyarakat dengan adanya digitalisasi oleh mahasiswa Al Azhar ini. Tak sedikit masyarakat yang menggantungkan perekonomian mereka pada keberadaan Curug Batu Bodas ini, seperti menjadi pengelola tempat wisata maupun penjual produk pertanian dan kuliner,” katanya.
Sementara itu, dosen pembimbing lapangan, Dhuha Hadiyansyah mengatakan bahwa KKN ini adalah bentuk tridarma perguruan tinggi, dalam hal ini pengabdian kepada masyarakat. “Selain kelompok 7 ini, ada sejumlah kelompok lain serta peserta KKN individu yang melakukan berbagai kegiatan di masyarakat sekitar secara daring,” katanya.
KKN Daring ini memakan waktu satu bulan. Selain Nuralika, mahasiswa lain yag tergabung dalam kelompok 7 adalah Marisa Andini, Muhammad Radifan Aufar, Tubagus Armand Fadhillah Djajasantosa, Wandha Ramadhani, Nurul Haya Nadila, Siti Saniyah Kohar, Dina Widyan Harni, Mitha Rachmayani, dan Putri Sulistyani Sholichatul Karimah.
Reporter | : |
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
- Gibran tak Hadir di Dialog Muhammadiyah, Muti: Kami Sayangkan, Sudah Diberi Kesempatan
0 Comments