Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 20/01/2021 14:21 WIB

Dua Anggota Dewan Kota Bekasi, Tak Sepakat Pernyataan Ahli Epidemiolog Soal Penanganan Covid-19

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Fraksi Gerindra, Ibnu Hajar Tanjung
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Fraksi Gerindra, Ibnu Hajar Tanjung
BEKASI TIMUR, DAKTA.COM - Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Dariyanto mengatakan Pemkot Bekasi sudah maksimal dalam penanganan Covid-19. Sejumlah fasilitas pendukung sarana dan prasarana menjadi hal penting dari tugas utama Satgas Covid di Kota Bekasi.
 
Pernyataan Dariyanto itu, sekaligus menjawab tudingan pakar epidemiolog, Pandu Riono yang menilai pemerintah tidak tepat sasaran jika keberhasilan penanganan Covid-19 diukur dari jumlah pasien yang sembuh.
 
"Dasar penanganan Covid-19 kita yaitu dari jumlah kesembuhan. Masalah penyebaran (covid) kita juga tidak bisa mencegah menyeluruh. Makanya kita mengambil patokan dari kesembuhan," jelas Dariyanto.
 
Ia menjelaskan, sejauh ini jumlah kasus Covid terbesar masuk di klaster keluarga. Pemkot Bekasi, lanjut Dariyanto melalui Satgas Covid di tingkat RW juga sudah bekerja baik dalam ikut mencegah penyebaran virus tersebut.
 
"Memang kita akui untuk ruang ICU pasien Covid sudah penuh. Tapi kemarin kita rapat dengan Dinas Kesehatan dan RSUD akan ada penambahan ruangan di RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid," papar Dariyanto yang juga Ketua Fraksi Golkar.
 
Sementara itu hal senada juga disampaikan, Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kota Bekasi, Ibnu Hajar Tanjung. Ia melihat, Pemkot Bekasi sudah maksimal dalam penanganan pasien Covid-19.
 
"Siapa yang telepon ke Dinas (kesehatan) atau ke puskesmas itu langsung ditangani. Contohnya kemarin saya minta dites PCR dirumah ada 10 orang, itu mereka datang kerumah," ujar Tanjung yang juga Anggota Komisi IV itu.
 
Tanjung menambahkan, penanganan Covid di Kota Bekasi yakni pemeriksaan rapid test dan PCR gratis dan tidak ada biaya apapun.
 
"Ini artinya pemerintah telah hadir di dalam menangani Covid-19. Kalau menurut saya sudah baguslah," pungkasnya.
 
Ia menilai, perbedaan pendapat yang terjadi merupakan hal yang wajar dalam dinamika bernegara.
 
Sebelumnya diberitakan, Ahli Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menegaskan pemerintah salah kaprah jika menilai keberhasilan mengendalikan Covid-19 dilihat dari tingginya angka kesembuhan. 
 
Pernyataan tersebut disampaikan Pandu, menyikapi statement Wali Kota Bekasi terkait pengendalian Covid dilihat dari angka kesembuhan pasien.
 
"Itu indikator yang salah kaprah. Itu yang sering dipakai Satgas untuk kelihatannya kita bisa mengendalikan pandemi jadi saya sarankan jangan sekali lagi pakai indikator itu. Itu menyesatkan," kata Pandu saat dikonfirmasi, Selasa (19/1).
 
Reporter :
Editor : Dakta Administrator
- Dilihat 1562 Kali
Berita Terkait

0 Comments