Bekasi / Kabupaten /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 08/11/2020 11:48 WIB

Lorong Bawah Tanah di Gedung Juang Diharapkan Tersambung ke Stasiun Tambun

Gedung Juang Tambun Selatan merupakan salah satu tempat kegiatan seni budaya tradisional
Gedung Juang Tambun Selatan merupakan salah satu tempat kegiatan seni budaya tradisional
BEKASI, DAKTA.COM - Pemerintah Kabupaten Bekasi, menemukan lorong bawah tanah di kawasan Gedung Juang 45 Tambun. Penemuan lorong tersebut, ditemukan tidak sengaja saat pihaknya melakukan pekerjaan revitalisasi Gedung Juang.
 
"Secara site plan informasinya nyambung ke stasiun. Di cek juga benar ada lorong yang kemungkinan besar tersambung ke Stasiun Tambun yang berada di belakang," jelas Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi Rahmat Atong, Ahad (8/11).
 
Pihaknya kemudian membongkar material semen yang menutupi titik bunker di bawah tangga Gedung Juang Bekasi tersebut. Saat ditelusuri ternyata benar isi dalam bunker itu adalah sebuah lorong bawah tanah.
 
"Di sana itu ada lorong ke bawah, itu sudah kami ukur hanya sampai 4-5 meter, ke sananya kuat atau tidak belum tahu tapi jalur sementara sudah kami buka," ungkapnya.
 
Atas temuan itu, Atong mengusulkan agar memanfaatkan terowongan bawah tanah itu sebagai akses untuk wisatawan yang akan berkunjung ke Gedung Juang 45 dari Stasiun Tambun.
 
"Kami juga sedang memikirkannya ke arah sana (penyambungan akses) akan kami masukkan ke rencana kerja ke depan," kata Atong di Cikarang, Jumat, 6 November 2020.
 
Menurut dia penyambungan akses terowongan itu akan mempermudah wisatawan melakukan kunjungan ke Gedung Juang 45 Tambun. Wisatawan pun bisa menghemat waktu dan tidak perlu memutar arah ataupun membutuhkan moda transportasi lain menuju situs cagar budaya tersebut.
 
Selain itu keberadaan terowongan ini juga menjadi keunikan tersendiri bagi objek wisata sekaligus situs budaya Gedung Juang 45 Tambun itu dalam memajukan sektor pariwisata daerah.
 
"Adanya temuan itu kami rencanakan masuk agenda tahun 2021, jadi masuk dari pintu utama bisa, masuk dari stasiun juga bisa. Itu juga kan bagian dari keunikan ya," katanya.
 
Atong mengatakan, pihaknya masih menunggu instruksi Bupati Bekasi terkait temuan ini. Namun, ia memastikan pembukaan akses akan melibatkan sejumlah pihak seperti ahli sejarah, arkeolog, serta Direktorat Perkeretaapian.
 
"Tinggal nunggu arahan saja, karena tentu perlu proses juga kan ya terkait akses lorong yang bisa langsung ke stasiun tersebut," kata dia.
 
Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 2134 Kali
Berita Terkait

0 Comments