Nasional /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 26/09/2020 13:50 WIB

BPBD Sukabumi Waspadai Potensi Tsunami di Pantai Selatan

Ilustrasi tsunami foto getty images istockphoto
Ilustrasi tsunami foto getty images istockphoto
BOGOR, DAKTA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mengakui kajian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait potensi bencana tsunami besar di pantai selatan Pulau Jawa benar adanya. Bahaya itu pun disadari masyarakat di sepanjang garis pantai Sukabumi.
 
"Kan ada kajian empiris dan kajian ilmiah ya, barang kali itu kan kajian ilmiah yang disampaikan ITB. Kami melihatnya dari sisi lain, memang kalau melihat Sukabumi ini market bencana, berbagai bencana itu luar biasa di Sukabumi banyak salah satunya potensi tsunami," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Sulaeman, dihubungi Okezone, Sabtu (26/9/2020).
 
Menurut Maman, potensi tsunami di wilayah pesisirnya dikarenakan adanya Lempengan Pasifik dan Lempengan Australia. Pada dasarnya, kedua lempengan tersebut bisa kapan saja bertabrakan dan menimbulkan patahan yang menyebabkan tsunami.
 
"Memang di pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur itu ada dua lempengan, lempengan Pasifik dan Australia. Lempengan ini menurut kajian ilmiah suatu saat akan bertabrakan menimbulkan patahan dan menimbulkan potensi tsunami," ucapnya.
 
Ia pun menyadari potensi bencana itu bisa terjadi kapan saja. Terlebih, wilayah pesisir pantai selatan Sukabumi memang kerap menjadi langganan bencana gempa bumi yang berpusat di laut. Gempa itu cukup besar dan membuat kerusakan.
 
"BPBD ini merasakan potensi itu mungiin ada benarnya. Selama ini kan sering terjadi ya gempa di Sukabumi. Pertama 2019 itu ada gempa yang cukup lumayanlah beberapa kecamatan terdampak. Kemudian pada 2020 juga pernah di Pabandungan, Klapanunggal dan Cidahu posisi Maret. Artinya potensi itu (tsunami) betul," tuturnya.
 
Selain adanya Lempengan Pasifik dan Lempengan Australia, potensi akan terjadinya tsunami itu diperkuat adanya Sesar Cimandiri di selatan Sukabumi. Sesar itu juga berpotensi menimbulkan gempa yang menyebabkan terjadinya tsunami.
 
"Kajian terkait 20 meter atau sebagainya itu kan kjian ilmiah ya. Tapi potensinya betul-betul ada bahkan menurut kajian yang lain bukan cuma Lempengan Pasifik dan Australia tapi juga ada Sesar Cimandiri juga. Sesar itu juga menjadi potensi terjadinya gempa. Jadi banyak, potensi gempa di Sukabumi itu ada Sesar Cimandiri, ada lagi sesar arah ke Bogor dari arah Pantai Simpenan itu," tutur Maman.
 
Tak hanya BPBD, rupanya kekhawatiran akan bencana besar tsunami juga dirasakan masyarakat di pesisir. Terlebih ada wilayah pesisir yang landai dan jika terjadi tsunami besar akan sulit dievakuasi.
 
"Saya cerita dengan masyarakat ya bahwa mereka merasakan potensi itu ada, jelas khawatir. Makanya BPBD dalam hal ini pertama kita membentuk desa tangguh bencana di wilayah selatan, kemudian membuat jaur evakuasi karena di beberapa wilayah pantai selatan khususnya di Kecamatan Tegal Buled kemudian Cibitung itu sangat landai. Sehingga kalau terjadi tsunami itu jelas sulit untuk menemukan tempat evakuasi karena jauh," ucapnya.
 
Pihaknya, lanjut Maman, tengah mengajukan anggaran ke Badan Nasional Penanggulanga Bencana (BPNB) untuk membangun gedung-gedung evakuasi di wilayah tersebut. Agar sewaktu early warning system (peringatan dini) berjalan, masyarakat bisa menyelamatkan diri dengan cepat.
 
"Kami ke BNPB mengajukan anggaran untuk membuat semacam gedung evakuasi karena kalau lahan evakusi ke dataran tinggi itu jauh sekali bisa mencapai 5 kilometer. Kalau misal warning sistem berjalan, masyarakat lari nah kemungkinan lari ke tempat evakuasi itu jauh waktunya terlalu lama. Jadi, saya sepakat dengan kajian dari ITB dan memang sering datang ke Sukabumi mengadakan pelatihan. Potensi bencana apapun bisa terjadi apalagi kita di ring api terutama jawa. Artinya masyarakat sendiri berdasarkan kajian empiris kita di lingkungan pantai selatan mereka menyadari itu," bebernya.
Editor : Dakta Administrator
Sumber : Okezone
- Dilihat 866 Kali
Berita Terkait

0 Comments