Senin, 24/08/2020 15:54 WIB
Teladan Rasulullah dalam Menahan Amarah
DAKTA.COM - Pernah, suatu ketika pemberian Rasulullah SAW kepada orang badui disepelekan. Atas perbuatan itu, Rasulullah tidak marah, malah bersabar dan memperbaiki apa yang akan diberikannya dengan menambah jumlah.
Apa yang dialami Rasulullah bisa menjadi teladan dalam meredam amarah ketika perbuatan baiknya disepelekan. Muhammad Suhadi Lc dalam bukunya "30 Nasihat Nabi Sehari-Hari Penting Diajarkan, Mudah Diamalkan" menceritakan.
"Suatu ketika seorang badui datang menemui Rasulullah SAW ingin meminta sesuatu kepadanya. Dengan sikap yang lembut beliau lalu memberinya dan bersabda yang artinya."
"Aku berbuat baik kepadamu."
Namun orang badui itu menjawab dengan ketus karena ia kurang suka dengan pemberian Rasulullah. Ia berkata. "Pemberianmu tidak bagus."
Sontak, mendengar hal tersebut keluar dari mulutnya orang badui, para sahabat yang menyaksikan kejadian itu merasa tersinggung. Dengan penuh kemarahan mereka serentak mengerumuninya. Namun, Rasulullah SAW segera mencegahnya agar mereka
"Bersabarlah!" pinta Rasulullah.
Kemudian Rasulullah pulang ke rumah dan kembali dengan membawa barang tambahan untuk diberikan kepada badui itu. Nabi bersabda "Aku berbuat baik kepadamu?"
Setelah pembeliannya ditambah, orang baru itu pun senang, "Ya semoga Allah membalas kebaikan Tuan, keluarga dan kerabat." katanya.
Keesokan harinya, Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat, yang artinya. "Jika pada waktu badui itu berkata yang semasar kalian dengar, kemudian kalian tidak bersabar lalu membunuhnya, maka pasti masuk neraka. Namun karena aku bimbing dengan baik maka ia selamat."
Benarkah apa yang disampaikan Rasulullah SAW, ketika beberapa waktu kemudian orang badui itu bersedia dan mampu untuk melaksanakan tugas pentingnya yang berat. Bahkan ia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya dengan ikhlas dan taat.
Muhammad Suhadi Lc memberi lima tips agar kita dapat meredam amarah sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Pertama membaca ta'awudz yaitu. "audzu billahi minasy syaitanirrajim"
Kedua berwudhu. Nabi bersabda yang artinya "Kemarahan itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, maka kalau kalian marah, berwudhulah (HR. Abu Daud).
Ketiga duduk. Nabi bersabda yang artinya. "Kalau kalian marah maka duduklah. Jika belum hilang amarahmu maka tidurlah."(HR Abu Daud). Wallahu a'lam bish-shawabi
Editor | : | |
Sumber | : | Republika |
- Mengapa Agama Jadi Kriteria Utama Calon Istri Menurut Islam? Begini Penjelasannya
- Banyak Gunung Alami Erupsi, Benarkah Pertanda Kiamat Dekat?
- 8 Keutamaan Mengajarkan Ilmu
- Sikap-Sikap yang Termasuk dalam Kemurtadan
- Ramadhan Telah Pergi, Bagaimana Kualitas Keimanan Kita?
- Hindari Kufur Nikmat, Berikut Lima Cara Mendapat Kepuasan Hidup
- Empat Janji Allah yang Tertuang Dalam Alquran
- Muhasabah Bagi Mukmin
- Cara Mempertahankan Iman Setelah Ramadhan
- Istighfar Sebagai Pembuka Pintu Rezeki
- Parfum Jabir bin Hayyan
- Bagaimana Islam Memandang Kesehatan Mental?
- Doa Meminta Keturunan yang Saleh
- Ikhtiar dan Tawakal
- Janganlah Mencela Makanan
0 Comments