Senin, 24/08/2020 14:29 WIB
IDI: Perlu Langkah Antisipasi Lindungi Tenaga Medis Saat Pandemi
JAKARTA, DAKTA.DCOM - Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT. mengatakan durasi pandemi yang diperkirakan panjang membutuhkan langkah-langkah antisipasi hulu ke hilir termasuk untuk melindungi tenaga medis sebagai benteng terakhir melawan Covid-19.
"Indonesia masih ada permasalahan terkait infrastruktur kesehatan. Ini yang kemudian potensi risiko yang terjadi pada tenaga medis dan tenaga kesehatan akhirnya menjadi cukup tinggi," kata Waketum PB IDI Adib dalam diskusi virtual tentang SDM tangguh yang diadakan oleh RSPI Sulianti Saroso, dipantau dari Jakarta, Senin (24/8).
Menurut Adib, ada beberapa masalah dalam pandemi yang masih terjadi saat ini yaitu jumlah angka kesakitan yang terus naik dan angka penularan masih tinggi. Selain itu, jumlah angka kematian masih tinggi serta jumlah tenaga medis terkonfirmasi positif maupun meninggal karena Covid-19 yang semakin meningkat.
Data dari IDI memperlihatkan sekitar 89 dokter meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19.
Ia menegaskan, hal itu harus menjadi perhatian mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan adanya potensi durasi pandemi Covid-19 akan panjang yang menimbulkan risiko tertentu.
Oleh karena itu, harus ada pembicaraan upaya hulu ke hilir dengan data, analisa, intervensi dan evaluasi untuk melindungi masyarakat sebagai garda terdepan dan tenaga medis sebagai benteng terakhir melawan Covid-19.
"Apa yang harus kita lakukan terutama adalah proses medical safety dan protection dan ini yang kemudian ada safety dan protection buat sumber daya manusianya sendiri," kata Adib.
Beberapa isu keamanan dan perlindungan SDM kesehatan yang harus menjadi pertimbangan adalah perlunya memetakan spesifikasi kebutuhan ke depan, beban kerja dan kesehatan, stigma dan kekerasan yang dialami tenaga medis serta kedisiplinan, kepatuhan serta meningkatkan kultur keamanan.
"Ini yang perlu kita perbaiki karena beberapa waktu terakhir ini problem terpaparnya tenaga medis, khususnya dokter dan tenaga kesehatan lain, karena permasalahan berkaitan dengan kultur safety dan mungkin diakibatkan kondisi burn out karena pandemi Covid-19 berkepanjangan sehingga perlu upaya-upaya meningkatkan semangat," kata dia. **
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- Wakil Presiden RI Berikan Penghargaan Pemda Berstatus Universal Health Coverage
- Klaim Jus Jambu Dapat Obati Demam Berdarah Dengue, Ini Penjelasan dari Ahli
- Industri Farmasi Indonesia Perlu Beralih ke Industri Berbasis Inovasi
- Gizi Seimbang dan Keragaman Pangan Kunci Turunkan Angka Stunting
- Ahli Gizi Ingatkan Pencegahan Stunting Dilakukan Sejak 1.000 HPK
- Benarkah Minum Air Rebusan Kayu Manis Bisa Turunkan Kolesterol ??
- 3 Masalah Kesehatan Mengintai Orang Malas Minum
- Hati-hati, Gejala Covid-19 Ini Sering Kali Tak Disadari
- Kasus Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Buru Pemilik Perusahaan Pemasok Bahan Kimia Obat Sirop
- Kemenkes: IndoVac Bisa untuk Vaksinasi Covid Primer & Booster Sinovac
- Konsumsi Gula Berlebih Berikan Efek Mirip Narkoba
- Penyakit Jantung Mulai Hantui Kelompok Milenial
- Daftar Produsen Langgar Ketentuan Obat Sirop Bertambah, BPOM Umumkan Dua Lagi
- Kemenkes Tak Tutup Kemungkinan Ada Program Booster Vaksin Kedua
- Kemenkes Gandeng WhatsApp Perluas Layanan Kesehatan ke Masyarakat
0 Comments