Rabu, 29/07/2020 10:10 WIB
KPAI: Sekolah Belum Siap dengan Kenormalan Baru
JAKARTA, DAKTA.COM - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sekolah belum siap menerapkan kenormalan baru di masa pandemi Covid-19.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, hal itu berdasarkan pengawasan langsung KPAI ke 15 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK sebagai sampel di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan kota Bandung pada Juni 2020 lalu.
Hasilnya, dari 15 sekolah hanya 1 sekolah yang benar-benar siap secara infrastruktur pada kenormalan baru, yaitu SMKN 11 kota Bandung, sedangkan yang mulai menyiapkan infrastruktur ada 5 sekolah, itupun sebatas menyiapkan wastafel beberapa buah di tempat-tempat yang strategis di lingkungan sekolah, dan 9 sekolah lagi belum menyiapkan apapun kecuali sabun cuci tangan di wastafel yang memang sudah dibangun sebelum pandemi Covid-19.
"Oleh karena itu, pemerintah jangan nekad untuk memaksakan kebijakan membuka sekolah di zona penyebaran corona," ucapnya dalam keterangannya, Selasa (28/7).
Ia menerangkan, selain melakukan pengawasan langsung, KPAI juga melakukan survei ke para guru di berbagai daerah. Survei menyasar ke para guru dengan tujuan untuk mengetahui seberapa sekolah siap menghadapi kenormalan baru.
"Sampai Selasa (28/7) survei diikuti oleh 6.664 guru dari sekolah yang berbeda, karena satu sekolah diwakili oleh satu guru. Hasil sementara survei, hanya sekitar 20% sekolah yang siap menghadapi kenormalan baru dari infrastruktur yang sudah disiapkan saat ini," ujarnya.
Menurut Retno, Kemendikbud seharusnya menjadi motor penggerak dalam mempersiapkan kenormalan baru di pendidikan. Caranya dengan mempersiapkan protokol kesehatan dan daftar periksa yang disampaikan ke seluruh Dinas Pendidikan untuk dilakukan rapat koordinasi secara berjenjang, yakni mulai dari Kemendikbud dengan kepala-kepala dinas pendidikan, dinas-dinas pendidikan rapat dengan sekolah, lalu sekolah berkoordinasi dengan para guru. Selanjutnya para wali kelas melakukan sosialisasi kepada seluruh orang tua dan siswa di kelasnya.
“Kami belum melihat ada upaya-upaya semacam itu, lalu bagaimana Kemdikbud hendak membuka sekolah di semua zona (hijau, orange, kuning maupun merah) ketika tidak memiliki data apapun di level sekolah. Kebijakan seharusnya berbasis data, bukan coba-coba. Apalagi ini soal keselamatan dan kesehatan anak-anak Indonesia, sebaiknya jangan coba-coba,” tegas Retno. **
Reporter | : | Warso Sunaryo |
Editor | : |
- Elemen Masyarakat Tegaskan Penolakan terhadap Aksi 20 Mei
- MUI : Jangan Sebar Berita Bohong, Fitnah dan Tidak Objektif Pada Walikota, terkait Kasus Pengadaan Alat Olahraga.
- Wamenaker Dukung Perlindungan untuk Pengemudi Ojol Jelang Aksi Unjuk Rasa Besar-besaran
- KORMI Tegaskan Komitmen Pembinaan Inorga dan Luncurkan Logo dan Maskot FORKOT IV 2025
- Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Usulkan Jalur Prioritas Tol untuk Transportasi Publik dalam Peresmian Rute Baru TransJabodetabek Vida–Cawang
- Kejari Kota Bekasi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Alat Olahraga
- Cegah Dimanfaatkan untuk Pragmatisme Politik, UU Zakat Kembali Digugat
- Prestasi Bulu Tangkis tak Bisa Diraih Instan
- 11 Tuntutan Buruh di May Day 2025
- Dahnil Anzar Simanjuntak Soroti Urgensi Petugas Haji Perempuan dalam Raker Komisi VIII DPR RI
- Gubernur 'Konten' Dedi Mulyadi dan Jebakan Komunikasi Artifisial
- JPO Hantu Depan UIN Jakarta Kapan Digeser?
- Purnawirawan Ditantang Tempuh Jalur Konstitusi untuk Copot Gibran
- Jelang Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak Tinjau Kualitas dan Kesiapan Akomodasi, Serta berbagai Layanan bagi jemaah di Arab Saudi
- Survei KedaiKOPI: 91,2% Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Mudik 2025
0 Comments