Konsisten Dong Dengan Aturan
Ahok Antara Kampung Pulo dan Pluit
JAKARTA_DAKTACOM: Sejarawan Betawi, penulis, dan pendiri penerbitan Komunitas Bambu yang banyak menerbitkan buku-buku dengan tema budaya dan humaniora, JJ. Rizal, menilai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tajaya Purnama, alis Ahok, menggunakan standart ganda dalam menertibkan jalur hijau di Jakarta.
Dikakatan, kalo Ahok konsisten gusur kampung pulo karena dianggap tinggal di lahan hijau/resapan gusur juga dong lingkungan rumahnya di pantai mutiara.
“Kawasan pantai mutiara itu kawasan yang luasnya 860 ha diperuntukan bagi hutan bakau dan resapan, tapi koq Ahok belaga ga tahu en berdosa tinggal disana” sindirnya.
Ahok menurutnya, ga bakal gusur rumahnya di pantai mutiara meski melanggar peruntukan karena dia anggap itu rumah hoki en dia ga tau sejarah ruang Jakarta.
Mengapa kepada orang kecil Ahok galak sekali, sementara pada developer seperti reklamasi pluit yang jelas-jelas merusak lingkungan hatinya baik sekali, katanya dengan nada bertanya.?
Yang tinggal di kawasan yang seharusnya bukan untuk perumahan tapi dibuatan jadi perumahan oleh developer dan diberi sertifikat itu terus dianggap legal?
“Sutiyoso ketika banjir 2002 aja gusur rubuhin vilanya di puncak, masa Ahok kaga mau gusur rubuhin rumahnya di lahan resapan dan hutan bakau” katanya membandingkan.
Ruusunawa menutu JJ Rizal, selalu jadi alasan bahwa Ahok manusiawi, tapi apa manusiawi dari punya tanah dan rumah sendiri jadi ngontrak 5 thn doangan dan perpanjang, dari 2,8 ha kapung pulo 1,7 punya sertifikat tapi dicap penghuni liar dan harus pindah ke rusun jadi orang kontrakan, kehilangan tanahdan kampung halaman.
Mengapa Ahok tutup mata perusakan lingkungan juga larangan KLH soal reklamasi pluit yang akn jadi bencana ekologi Jakarta, tapi melotot soal kampung pulo.
Ahok bilang memihak kebenaran demi Jakarta baru, tapi rupanya Jakarta Baru=Orde Baru bilang atas nama hukum tapi untuk si kaya, si super kaya, kritiknya.
Ahok tau dan orang kampung pulo sudah ketemu dia bawa surat legal dan konsep matang kampung berwawasan manusia dengan air, Ahok sepakat tapi kemudian berkhianat. Orang kampung pulo sudah ketemu Ahok didampingi kawan Ciliwung Merdeka bawa konsep hasil kerja bareng arsitek-arssitek terbaik yang disaluti Ahok, tapi kemudian.
Kalo Aok benar bela yang benar kenapa urusan reklamasi pluit keputusan KLH yang dimenangkan MA diabaikan, proyek rusak lingkungan dibiarin jalan.
“Ahok gusur dong rumahnya karena di lahan utan mangrove yang dijadikan hunian mewah dan akibatkan penurunan tanah, banjir rob baru bela yang benar.” Tegasnya.
Apa Ahok sadar dan punya pengetahuan bahwa ia pun sejenis orang kampung pulo yang dituduh penghuni liar penyebak bencana banjir karena tinggal di pluit.
Kalo Ahok betul ngerti Jakarta ya kudunya dia lihat dirinya pun bagian dari penjahat lingkungan karena tinggal di kawasan 806 ha hutan bakau
Ahok dukung reklamasi developer2 gede yang jual kawasan mewah persetan rusak lingkungan, kalo Jakarta rusak banjir parah yang disalain si miskin.
Soal Ahok, soal lama elite Jakarta yaitu arogansi dan prasangka kepada si miskin sebagai biang masalah, dimusuhi bukan digandeng untuk cari solusi.
Bahkan saat si miskin sudah didampingi intelektual dari aneka ilmu, Ahok tetap berprasangka ke si miskin, artinya ia anti si miskin anti intelektual.
Apakah Ahok akan buat Jakarta seperti Singapore. Ngga masalah soal reklamasi dan rusak lingkungan yang penting orang miskin menyingkir. Siapakah orang miskin dan siapakah orang kaya? Kalo di Singapore berakhir dengan melayu tersingkir, bagaimana degan Indonesia, pungkasnya dengan sejuta pertanyaan.
Reporter | : | |
Editor | : |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments