Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 21/08/2015 09:42 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lambat

Anis Baswedan
Anis Baswedan

JAKARTA_DAKTACOM: Indonesia dikenal sebagai bangsa besar yang memiliki kekayaan alam melimpah serta kebudayaan yang beraneka ragam. Namun benarkah kekayaan alam dan budaya yang ada sudah sejalan (in line) dengan kenyataan kondisi kehidupan sehari-hari? Apakah kemakmuran sudah terdistribusi merata ke seluruh masyarakat, mulai dari perkotaan sampai ke pelosok desa? Kemudian, apakah kebudayaan masyarakat Indonesia telah mampu menjadi penopang kemajuan bangsa?

Demikian press release, yang dikirimkan Yayasan Nabil, kepada dakta.com, Jum'at, terkait dengan seminar bertema "Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia". SEminar itu berlangsung, di Grand on Thamrin ( Grand Ballroom) Hotel Pullman, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Dijelaskan, dewasa ini perekonomian Indonesia mengalami kemunduran: melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (terburuk sejak krisis 1997/98), pertumbuhan ekonomi yang melambat, lesunya dunia usaha, dll. Ditambah lagi dengan berbagai konflik horisontal, seperti konflik Tolikara, yang kerap menyobek tenun kebangsaan kita. Itu semua menjadi bukti terbalik dari berbagai keunggulan yang dikenal bangsa ini sebelumnya. Lantas apa yang kurang dengan bangsa ini dan perlu langkah perbaikan?


Apa yang diungkapkan di atas, adalah hasil temuan Global Competitiveness Report 2009-2010. Hal ini diperkuat juga oleh Koentjaraningrat (1971, 1974) dan Ali Akbar (2011) yang melihat korelasi positif antara kualitas manusia Indonesia dengan pembangunan.

Apakah ada strategi khusus untuk makin meningkatkan martabat dan kualitas manusia Indonesia demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan ekonomi bangsa ?

Yayasan Nation Building (NABIL) mencoba menjawab pertanyaan di atas dengan menawarkan konsep Cross Cultural Fertilization (Penyerbukan Silang Antarbudaya). Di sini, saripati budaya-budaya lokal yang berkualitas dan memiliki nilai dorong kemajuan dapat diserbuksilangkan dengan nilai-nilai budaya lain, baik yang terdapat di bumi Indonesia, maupun dari mancanegara.


Pada acara tersebut diluncurkan juga kado buku dari Yayasan Nabil bagi HUT RI ke-70: (1) Penyerbukan Silang Antarbudaya: Membangun Manusia Indonesia; (2) Tionghoa dalam Keindonesiaan: Peran dan Kontribusi bagi Pembangunan Bangsa. Keduanya merupakan pijakan awal pemikiran bagi seminar ini untuk turut membangun kualitas manusia Indonesia.


 

Editor :
Sumber : Humas Yayasan Nabil
- Dilihat 1956 Kali
Berita Terkait

0 Comments