Rabu, 18/03/2020 13:29 WIB
Bentuk Kepedulian Nasional, ACT Siapkan Corona Crisis Center
JAKARTA, DAKTA.COM - Sebanyak 172 kasus virus corona terdeteksi di Indonesia hingga Selasa (17/2/2020). Dengan kondisi yang ada, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan menanggapi hal ini dengan program mitigasi dan distribusi bantuan serta menyiapkan Corona Crisis Center untuk beberapa waktu ke depan.
Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin menyatakan bahwa ACT akan mengambil peran dalam bencana nasional ini. ACT akan menunjukkan prinsip dan spirit yang sama seperti ketika menghadapi bencana alam, meskipun bencana yang satu ini tentu akan lebih kompleks penanganannya.
"Kami mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan semangat gotong-royong sebagai nilai utama kita sebagai sebuah bangsa,” ucap Ahyudin dalam keterangannya yang diterima, Rabu (18/3)
Ia menyampaikan, ACT akan mengambil peran berupa program edukasi dan aksinyata. Pihaknya akan terus menggerakkan ratusan ribu relawan medis untuk memberikan edukasi terkait virus corona ke seluruh elemen bangsa seluas-luasnya. ACT memberikan tindakan preventif, yaitu melakukan roadshow di berbagai daerah untuk pelayanan dan penyuluhan kesehatan.
ACT juga mengajak masyarakat untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. ACT mengimbau untuk memperbanyak bersedekah sebagai cara untuk menolak bala.
Untuk mengantisipasi krisis ekonomi, khususnya untuk masyarakat bawah, ACT berencana untuk menurunkan logistik berupa bantuan pangan.
“ACT akan menyiapkan 1.000 ton logistik pangan dan membagikannya ke berbagai daerah yang terdampak. Bantuan ini sebagai ikhtiar kami untuk terus membersamai masyarakat. Bantuan ini hadir dari program Lumbung Pangan Wakaf, Lumbung Beras Wakaf, dan Lumbung Air Wakaf yang kami miliki,” tambah Ahyudin.
Di sisi lain, kehadiran Covid-19 juga berimbas pada keseimbangan roda perekonomian. Dampak Covid-19 ini telah memperlambat ekonomi dunia secara masif dan signifikan, termasuk terhadap perekonomian Indonesia.
Tidak terhitung jumlah bisnis yang terpaksa merumahkan karyawan yang menjadi tulang punggung keluarga. Laporan dari negara-negara terpapar Covid-19 membuktikan bahwa dalam kondisi wabah dan gawat darurat, orang dengan status ekonomi prasejahtera berada dalam posisi paling rentan.
Mereka harus berkutat dengan problematika sehari-hari selagi menghadapi stigma dan kondisi kerja yang kian tak pasti. **
Reporter | : | |
Editor | : |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments