Harokah Islamiyah /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 06/02/2020 16:43 WIB

Rendah Hati Saat Berdoa

Ilustrasi berdoa - Photo by David Monje on Unsplash
Ilustrasi berdoa - Photo by David Monje on Unsplash
DAKTA.COM - Saat hidup kita serbasulit; bersyukurlah, sebab bakal ada begitu banyak kesempatan untuk mencurahkan keluh kesah kepada Allah. Tak hanya itu, dengan kesulitan pula, bakal ada begitu banyak waktu yang Allah berikan kepada hamba-Nya untuk berdoa.
 
Namun, sebagai seorang hamba, kita sejatinya berdoa dengan lemah lembut dan selalu merendahkan hati. Karena itu, Islam memberi aturan bagi pendoa untuk memperhatikan adab-adab ketika kita berdoa kepada-Nya.
 
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan." (QS al-A'raf: 55-56).
 
Ucapkanlah pujian (tahmid) penuh keikhlasan karena dengan memuji Allah terlebih dahulu, kita memosisikan diri berada di posisi "kerendahan diri". Dengan demikian, tiada lagi kesombongan, keangkuhan, dan superioritas yang bersemayam dalam diri tatkala mencurahkan segala isi hati melalui doa. Alhasil, suara yang keluar untuk mengadukan segala persoalan Anda, berasal dari "kerendahan" kita sebagai salah satu makhluk-Nya.
 
Doa ialah tiket kelas VIP yang diberikan kepada umat manusia untuk menemui Tuhan. Ketika kehidupan ini terasa semakin berat maka berdoalah, niscaya Allah akan membuat yang berat itu terasa ringan. 
 
Ketika berbagai macam persoalan mengimpit dan tak ada satu celah pun untuk keluar maka berdoalah, niscaya Allah akan tunjukkan jalan terang menuju kelapangan. Ketika musibah datang bertubi-tubi dan tak ada seorang pun yang mampu menolong kita maka berdoalah, niscaya Allah akan selalu ada bersama kita.
 
Ketika nikmat Allah begitu melimpah dan kebahagiaan selalu menghiasi kehidupan kita, jangan lupa berdoa agar nikmat itu tak melenakan. Ketika sedang berada di puncak prestasi, jangan lupa berdoa agar tak menjadikanmu manusia sombong. Ketika semua hal yang kau inginkan terpenuhi, jangan lupa berdoa agar ia tak membuatmu lalai.
 
Berdoalah dalam setiap kesempatan yang disempitkan sekalipun. Berdoalah saat lapang ataupun sempit. Berdoalah ketika mendapat musibah juga nikmat. Karena hanya dengan berdoa kepada-Nya, segala kesulitan akan dimudahkan, segala persoalan akan terselesaikan, dan segala nikmat akan dilipatgandakan. Rasulullah SAW bersabda, "Doa itu adalah (intisari) ibadah." (HR Tirmidzi).
 
Begitu banyak keutamaan berdoa. Lantas, masihkah ragu terhadap ketetapan Allah dalam hidup kita? Sebab, usaha sekeras apa pun akan sia-sia tanpa doa. Janganlah menjadi manusia sombong yang tak sudi memanjatkan doa. Jangan pula membanggakan diri akan prestasi-prestasi yang diraih, mengunggulkan kemampuan pribadi sehingga melupakan bahwa ada Allah di balik semua itu.
 
Ali Ibn Abi Thalib rahimahullah berkata, "Doa adalah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi." (HR Hakim). Karena berdoa adalah senjata keimanan maka berdoalah penuh kerendahan hati, dengan suara lembut karena dengan begitu, komunikasi dengan Allah bakal terbebas dari gangguan-gangguan (noise) yang menyebabkan doa tersebut tertolak. Saat kita meminta dengan suara penuh kesombongan, posisinya sama dengan orang yang ngelunjak pada Allah sehingga hal ini ditakutkan menjatuhkan seseorang pada perilaku syirik. Naudzubillahi min dzalik!
 
Karena berdoa ialah intisari ibadah, kita seharusnya menaati aturan dalam berdoa. Kalau saja tidak taat aturan, maka bukan pengabulan yang diperoleh; melainkan kemarahan-Nya dengan memberikan istidraj yang kerap dipandang sebagai pengabulan oleh seorang pendoa. Wallahu a'lam bishshawwab.
Editor :
Sumber : Republika
- Dilihat 5057 Kali
Berita Terkait

0 Comments