Selasa, 28/01/2020 13:20 WIB
Menakar Keseriusan Pemerintah Cegah Virus Corona
BEKASI, DAKTA.COM - Mantan wartawan BBC London, Asyari Usman belum melihat urgensi dari Pemerintah Indonesia dalam pencegahan wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
"Pak presiden sudah memerintahkan Menteri Kesehatan untuk mengantisipasi penangulangan penyebaran virus corona, tetapi saya belum melihat urgensi dari pemerintah sendiri," katanya kepada Dakta, Selasa (28/1).
Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih jeli dalam menangani wabah virus corona ini dengan mengecek setiap orang asing khususnya dari China yang datang ke Indonesia walaupun secara fisik terlihat sehat.
Hal itu juga menyusul kedatangan ratusan turis asal China ke Sumatera Barat di tengah wabah virus corona yang menghantui dunia.
Ia menyebut, walaupun pemerintah sudah menyiapkan alat thermal scanner di bandara-bandara dan 100 rumah sakit rujukan untuk pasien terduga terinfeksi virus corona, tetapi masuknya turis China juga harus diperhitungkan.
"Permasalahannya ada orang menyandang virus corona bisa kelihatan segar dan tidak demam, tetapi dalam tubuhnya sudah menular virus dan bisa menyebar ke orang lain," ucap Asyari.
Oleh karena itu, ia meminta, Menteri Kesehatan terus mengupdate informasi kasus corona ini kepada publik melalui media massa. Hal itu untuk menghindari kepanikan masyarakat Indonesia atas wabah virus corona.
Virus bernama novel coronavirus (2019-nCoV) ini pertama kali dideteksi di pusat Kota Wuhan, China, yang kemudian menyebar dengan cepat, negara-negara lain di Asia, Eropa, hingga Amerika.
Virus itu telah menjangkiti Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Thailand, Australia, Nepal, Vietnam, Malaysia, Kanada, Kamboja, dan Sri Lanka. Selain negara-negara itu, wilayah milik China yang ada di luar China daratan, yaitu Hong Kong dan Makau, juga telah melaporkan kasus corona virus.
Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat wabah ini telah mencapai 82 orang pada Selasa (28/1). Sedangkan jumlah pasien yang terinfeksi telah mencapai sekitar 2.900 orang di seluruh dunia. (Daffa)
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Wisatawan China Jatuh ke Jurang Saat Foto di Kawah Ijen, Menparekraf Beri Imbauan Tegas
- Usai Putusan MK, Istana akan Siapkan Proses Transisi ke Prabowo-Gibran
- 23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit
- MK Tolak Gugatan Pilpres yang Diajukan Ganjar-Mahfud
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
0 Comments