Program / Apa Kata Netizen /
Follow daktacom Like Like
Senin, 06/01/2020 07:49 WIB
#Apa kata Netizen Eps 38

Banjir DKI Jakarta : Naturalisasi VS Normalisasi

BEKASI, DAKTA.COM - Netizen, Tahun baru, banyak orang menganggap sebagai harapan baru, resolusi baru, semangat baru dan lainnya. Apalagi, 2020 menjadi angka yang cukup spesial, terdapat dua kali angka dua puluh. Tapi Netizen, persoalan-persoalan baru pun muncul seiring hadirnya tahun baru.

 

Diantaranya Kenaikan iuran BPJS kesehatan menjadi salah satu momok bagi kebanyakan rakyat, terutama rakyat kecil. Kenaikan yang mencapai 100 persen ini seperti menohok jantung mereka. Rencana kenaikan listrik yang kemudian ditunda tidak begitu banyak berpengaruh pada kehidupan. Sebab, pedagang sudah lebih dahulu menaikkan harga barang per tahun baru.

 

Tidak selesai sampai disana,  banjir pun menyapa. Yang paling parah terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Banjir besar melanda ibu kota dan daerah-daerah penyangganya. Dilaporkan banjir di berbagai tempat ini ada yang mencapai tiga meter, bahkan lima meter.

 

Walikota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, Ada dua penyebab banjir di Bekasi. Pertama karena curah hujan yang tinggi. Dampaknya banjir di permukiman warga di luar bantaran Kali Bekasi.

 

Netizen, belum usai penanganan penyaluran bantuan logistik di seluruh wilayah terdampak banjir, Polemik klasik normalisasi versus naturalisasi  mencuat kembali. Pemulihan kondisi sungai, yang menjadi salah satu cara untuk menangkal banjir Jakarta, menjadi perdebatan, seperti saat air merendam Ibu Kota.

 

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, normalisasi Sungai Ciliwung tidak ampuh menangkal banjir karena proyek tersebut tidak kunjung selesai. Saat ini, proyek pemerintah pusat itu baru berjalan di 16 dari 33 kilometer. Sisanya mandek karena pembebasan lahan oleh pemerintah DKI tidak kunjung dilanjutkan sejak Anies Baswedan menjadi gubernur pada 2017.

 

Sementara itu melalui akun media sosialnya Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily menilai tidak etis ketika di tengah-tengah musibah banjir, justru pemerintah malah berdebat tentang normalisasi atau naturalisasi sungai.

 

Dalam tweetnya ia menulis “Debat normalisasi atau naturalisasi kita selesaikan setelah banjir reda & langsung eksekusi mana yg terbaik terkait teknologi rekayasa air yg dapat menanggulangi banjir yg selalu menghampiri Jabodetabek. Tak usah lagi berteori dg kata2. Ada banyak ahli yg menguasai di bidang itu”

 

Menurut Ace, pemerintah fokus bagaimana menangani dampak banjir itu. Apalagi banyak korban banjir yang saat ini membutuhkan bantuan. Ia meminta agar perdebatan tersebut dilakukan usai penanganan banjir dan bencana tersebut tuntas teratasi.

 

Apa masukan anda untuk pemerintah?

Netizen pilih Normalisasi atau naturalisasi untuk menyelesaikan masalah banjir?

Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 607 Kali
Berita Terkait

0 Comments