Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 27/12/2019 14:57 WIB

Menjadi Generasi Milenial Sadar Pajak

Bincang Publik bersama Kanwil DJP Jawa Barat III tentang mengajak milenial sadar pajak.
Bincang Publik bersama Kanwil DJP Jawa Barat III tentang mengajak milenial sadar pajak.
JAKARTA, DAKTA.COM - Milenial atau yang sekarang disebut dengan Gen Y dan Gen Z wajib disadarkan akan pentingnya pajak. Mereka seharusnya mulai belajar jenis-jenis pajak hingga manfaat pajak bagi infrastruktur pembangunan Indonesia. Perlu ingatkan kembali juga bahwa lebih dari 80% APBN Indonesia berasal dari pajak. Sehingga jika diibaratkan, pajak merupakan tulang punggung Negara. 
 
Untuk menggali generasi milenial sadar pajak, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sudah melakukan Pajak Bertutur dan Inklusi pajak. Pajak bertutur ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, dengan sasarannya dari SD hingga SMA. 
 
"Untuk tahun ini sudah dilaksanakan serentak pada bulan November kemarin. Jadi, para pegawai DJP datang secara langsung ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan peranan pajak," kata Pelaksana Bimbingan Penyuluhan Kanwil DJP Jabar III, Muhammad Nizar Maulana dalam Bincang Publik di Radio Dakta, Jumat (27/12).
 
Untuk Kanwil DJP Jawa Barat III juga sudah 2 kali mengadakan Lomba Cerdas Cermat yang diikuti SMA dalam mangajak para milenial untuk sadar akan pentingnya pajak bagi pembangunan.
 
"Mereka yang usianya masih menginjak SD sampai SMA ada treatment khusus (dalam pengenalan pajak). Misalkan SD, mereka tidak akan langsung disentil mengenai pajak. Tapi mereka akan diajarkan pentingnya saling berbagi dan gotongroyong," ucap Nizar.
 
Selain itu, mereka dapat dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan sederhana mengenai perpajakan. Misalnya dengan membeli makanan di minimarket, mereka akan tahu bahwa apa yang mereka beli itu ada pajaknya dan secara tidak langsung, mereka itu sudah membayar pajak.
 
Dalam menyosialisasikan sadar pajak, Kanwil DJP Jawa Barat III juga mengunjungi kampus-kampus dalam menjelaskan kewajiban pemilik NPWP sebagai Wajib Pajak. Sebab, rata-rata setelah mahasiswa lulus dari perkuliahan, mereka akan membutuhkan NPWP sebagai identitas mereka sebagai Wajib Pajak. 
 
"Beruntungnya para mahasiswa/i sekarang sudah pintar dalam menggunakan gadget. Jadi mereka dapat mencari informasi secara mandiri mengenai perpajakan. Sekarang juga sudah zamannya keterbukaan informasi, sehingga informasi-informasi juga mudah didapatkan," jelasnya.
 
Pelaksanaan Seksi Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Faridha Dwiyanti Fitrianingrum menambahkan, setelah adanya Inklusi Pajak dan Pajak Bertutur ini, diharapkan ketika sudah waktunya para milenial ini memiliki NPWP, mereka paham kewajiban mereka sebagai pemilik NPWP mulai dari membayar pajak dan melaporkan pajaknya. Karena saat Inklusi dan Pajak Bertutur sudah dijelaskan betapa pentingnya pajak bagi pembangunan negeri.
 
"Mesti kita lihat pula, bahwa para milenial yang sudah memiliki NPWP juga berpengaruh pada kondisi pertumbuhan penerimaan pajak. Setiap tahunnya, target penerimaan pajak selalu meningkat dan dengan kesadaran para milenial ini diharapkan target penerimaan negara ikut tercapai," pungkasnya. **
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 2056 Kali
Berita Terkait

0 Comments