Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 07/12/2019 12:06 WIB

Madu Pengganti Gula Terbaik untuk Pengidap Diabetes?

Ilustrasi gula
Ilustrasi gula
JAKARTA, DAKTA.COM - Pengidap diabetes harus berhati-hati untuk menghindari lonjakan gula darah. Mengontrol gula darah sangat penting untuk menghindari komplikasi diabetes yang lebih parah, termasuk kerusakan saraf dan penyakit kardiovaskular.
 
Memilih pengganti gula alternatif adalah salah satu cara mempertahankan rasa manis dalam makanan dan minuman untuk pengidap diabetes. Butuh rekomendasi pengganti gula untuk pengidap diabetes, selengkapnya ada di bawah ini!
 
Madu Sebagai Pengganti Gula
Benarkah konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes? Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Journal of American College of Nutrition, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan sensitivitas insulin. 
 
Sensitivitas insulin menentukan seberapa efektif sel menggunakan glukosa dan mengeluarkannya dari aliran darah. Ketika sensitivitas ini menurun, kandungan gula darah dapat menjadi tinggi, sehingga berpotensi menyebabkan diabetes tipe 2.
 
Apakah madu bisa dianggap sebagai pengganti gula yang tepat?  Perlu diketahui kalau sebagian besar madu yang dijual oleh produsen biasanya sudah diproses, artinya produsen telah memanaskan dan menyaringnya. Sejatinya, ini menghilangkan beberapa nilai gizi madu dan manfaat kesehatan potensialnya.
 
Namun, ketika kamu mengonsumsi madu mentah, kemungkinan kecil kandungan nutrisinya masih tersimpan. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan di Oxidative Medicine, beralih dari gula biasa ke konsumsi madu dapat membantu menjaga kadar glukosa darah turun.
 
Walaupun begitu, bukan berarti madu menjadi satu-satunya manajemen perubahan gaya hidup yang dilakukan oleh pengidap diabetes. Penerapan gaya hidup sehat juga harus dilakukan untuk mendukung tercapainya tujuan kesehatan maksimal. 
 
Kalau kamu informasi lebih lengkap mengenai penyakit diabetes, tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk kamu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
 
Tetap Perlu Batasan Konsumsinya
Banyak penelitian sudah mengungkapkan manfaat dari madu. Salah satu fakta menariknya adalah madu dapat menurunkan glukosa serum puasa, meningkatkan kadar C-peptida puasa yang membantu pankreas mengetahui berapa banyak insulin yang dikeluarkan dan memainkan peran penting dalam menjaga kadar gula darah stabil dalam kisaran yang sehat.
 
Selain mengendalikan kadar gula darah, konsumsi madu juga berdampak pada penurunan berat badan yang signifikan. Para peneliti juga menguji hemoglobin orang yang mengonsumsi madu dan menemukan kadar gula darah yang lebih stabil. Tapi, tentunya ini tidak semata karena madu tetapi didukung oleh pola hidup sehat lainnya. 
 
Madu dapat menjadi pengganti yang sehat untuk gula putih. Namun, orang harus menggunakannya dalam jumlah sedang. Soalnya bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak.
 
Ini terutama terjadi ketika madu ketika seseorang menggunakan madu sebagai tambahan, bukannya sebagai pengganti bentuk gula lainnya. Buat kamu yang kepikiran untuk mengganti gula menjadi madu, harus hati-hati soalnya beberapa produsen memproduksi madu yang tidak murni dan mungkin mengandung tambahan gula atau sirup.
 
Pun, penggunaan madu mentah bisa jadi dapat mengandung racun yang dapat menyebabkan botulisme atau berbahaya bila dikonsumsi bayi di bawah 1 tahun. Madu memang memberikan nutrisi layaknya sumber makanan lain seperti buah-buahan dan sayuran segar. Karenanya, kombinasi makanan sehat yang tepat adalah saran yang paling direkomendasikan.
 
Untuk pengidap diabetes, perlu tahu kalau gula tidak satu-satunya “musuh” yang harus dikendalikan. Masih ada karbohidrat, lemak, bahkan protein yang seharusnya dikonsumsi dengan sewajarnya, sesuai dengan batasan yang dianjurkan.
 
Dalam hal penentuan batasan wajar tersebut, beberapa hal yang harus jadi pertimbangan adalah sensitivitas insulin, kualitas tidur, persentase lemak tubuh, dan tingkat aktivitas.
Editor : Dakta Administrator
Sumber : Halodoc
- Dilihat 1577 Kali
Berita Terkait

0 Comments