Ahad, 01/12/2019 12:52 WIB
Potret Pendidikan di Papua; Kekurangan Guru Hingga Sarana Tak Layak
CIKARANG, DAKTA.COM - Sarana pendidikan dan tenaga pengajar di wilayah Kabupaten Mappi, Provinsi Papua masih belum memadai.
Hal itu dikatakan oleh Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu seusai menerima penghargaan Dwija Praja Nugraha dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dalam peringatan HUT PGRI ke 74 dan Hari Guru Nasional 2019 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Kabupaten Bekasi, Sabtu (30/11).
"Untuk permasalan pendidikan saat menjabat sebagai bupati ditemukan hampir 70 persen kegiatan pendidikan tidak berjalan karena minimnya tenaga pengajar," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia memiliki terobosan dalam mengatasi persoalan pendidikan, di antaranya mengontrak tenaga pengajar untuk mengisi kekosongan itu, memberikan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah, serta mengirimkan putra daerah untuk berkuliah di perguruan tinggi di Yogyakarta agar setelah lulus menjadi guru.
Ia menyebut, meski telah mengontrak tenaga guru, tetapi masih belum bisa mengatasi kekurangan guru, saat ini tenaga kontrak ada sebanyak 500 orang dan dibutuhkan setidaknya 1000 guru untuk mengajar di 163 SD, 26 SMP, dan 11 SMA/SMK dengan jumlah penduduk sebanyak 100 ribu jiwa.
"Karena dengan jumlah guru tersebut, paling hanya ada dua guru yang mengajar di sekolah," katanya.
Untuk itu program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang dilakukan bisa mengatasi kekurangan guru.
Sementara untuk sarana pendidikan, pemerintah daerah juga mengupayakan agar bisa diperbaiki melalui dana otonomi khusus, dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK).
Kurangnya guru di wilayahnya itu disebabkan, karena regulasi dari pemerintah di masa lalu, dimana kebanyakan guru masih lulusan sekolah pendidikan guru (SPG) sementara kebijakannya harus lulusan strata 1 (S1) sehingga banyak yang berkuliah lagi dan meninggalkan muridnya.
"Setelah lulus kuliah, mereka juga banyak yang sudah memasuki usia pensiun sehingga tidak bisa mengajar lagi dan terjadi kekosongan," katanya.
Kristosimus menambahkan, dalam mengatasi persoalan kurangnya guru, Kabupaten Mappi juga memiliki program guru penggerak daerah terpencil, sehingga diharapkan program ini bisa dilakukan di seluruh Papua bahkan dilakukan secara nasional.
Berkaitan program sertifikasi bagi guru, menurutnya untuk implementasi di Mappi sangat membebani keuangan daerah, untuk itu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan diminta mencarikan solusi mengenai hal tersebut.
Sementara itu, dengan adanya penghargaan yang ia terima, diharapkan dapat membangun sumber daya manusia di wilayahnya agar menikmati pendidikan seperti di daerah lainnya. **
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
- Belajar Online melalui Terjemahan Aksara Sunda ke Teks Latin
- Makna Mendalam dalam Puisi Bali Anyar, Eksplorasi Kehidupan dan Spiritualitas
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Seminar dan Silaturahmi Nasional Pergubi
- Ubhara Miliki Profesor Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Kontemporer
- P2G DESAK KEMDIKBUDRISTEK MENINJAU ULANG SISTEM PPDB
- Hadirkan BNN dan Granat, Ubhara Jaya Gelar Kuliah Umum Memperingati HANI 2023
- Ubhara Jaya Adakan Pelatihan Digital Branding Produk Olahan Limbah Minyak Jelantah
0 Comments