Jum'at, 08/11/2019 19:00 WIB
Tuntut Transparansi, Mahasiswa Geruduk Gedung Rektorat Unisma Bekasi
BEKASI, DAKTA.COMC - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unisma Bekasi menggeruduk gedung Rektorat Unisma Bekasi.
Dalam aksinya tersebut para mahasiswa juga melakukan teatrikal dan juga pembakaran ban.
Edo Darmaro, koordinator aksi menjelaskan pada aksi Jumat (8/11) sore ini mahasiswa membawa beberapa tuntutan kepada pihak rektor Unisma Bekasi.
"Yang kita bawa hari ini itu transparansi pengelolaan pendidikan di Universitas Islam 45 Bekasi, memberikan fasilitas yang memadai, wujudkan demokrasi kampus, setop intimidasi dan kriminalisasi masyarakat kampus, tolak sistem berhenti Studi Sementara (BSS) Otomatis Mahasiswa," ujar Edo, Jumat (8/11/2019).
Mengenai demokrasi kampus di Unisma Bekasi, dirinya menjelaskan sudah 5 tahun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya tidak aktif.
"Kampus juga tidak melibatkan mahasiswanya dalam birokrasi, sehingga mahasiswa tidak mengetahui kebijakan yang dikeluarkan kampus," tegasnya.
Ia mengaku, kampus Unisma Bekasi juga dinilai melakukan indimidasi dan intimidasi terhadap orang-orang di sekitar kampus.
"Intimidasi berupa BSS secara otomatis sebanyak 7 orang, PHK sepihak terhadap TU FKIP dan juga OB Paca Sarjana. Selain itu juga, diskriminatif terhadap organisasi yang akhirnya tidak bisa membebaskan organisasi untuk melakukan suatu kegiatan yang akhirnya mendorong nama besar Unisma itu sendiri," imbuhnya.
"Akhir-akhir ini mereka (pihak kampus) membungkam hal itu semua, seakan-akan kegiatan mahasiswa tidak bener," lanjutnya.
Di tempat yang sama, Rektor Kampus Universitas Islam 45 Bekasi, Nandang Najmulmunir, membeberkan aksi yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa, yaitu komunikasi antara anak dan bapak saja. Terkait tata kelola, dengan kebijakan internal yang teknis tapi itu semua tidak masalah.
"Semua sudah selesai masalahnya, dan sudah disepakati oleh pihak mahasiswa dan juga rektor," tutur Nandang.
Untuk BSS otomatis, saat ini di Unisma sudah ditiadakan. “Bahkan ada kebijakan Kampus, bagi mahasiswa yang terdampak narkoba tidak dikeluarkan tapi direhab. Selama rehab tentu dikeluarkan dulu dari kampus,” tegasnya.
Menurutnya, pihak kampus juga sudah mengeluarkan anggaran Rp1,5 miliar, untuk 514 mahasiswa yang melakukan dispen.
"Artinya itu, rektor sangat bijak, memberikan kebijakan," imbuhnya.
Jika rektor tidak mampu menyelenggarakan pendidikan yang baik dan benar, mahasiswa mendesak rektor untuk mundur dan akan menggelar aksinya kembali yang lebih besar. **
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- RS Paramedika Resmi Beroperasi, Komitmen Melayani Kesehatan Masyarakat
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 5 - Harapan Indah
- Kekurangan Ribuan Surat Suara di Mustikajaya, Heri Koswara: KPU Kota Bekasi Dipertanyakan Profesionalitasnya
- Presiden PKS Serahkan Rekomendasi Calon Wali Kota Bekasi ke Heri Koswara
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 4 Jatiasih
- Berapi-api, Sambutan Herkos Bakar Semangat Peserta Kampanye di Bekasi Timur
- Ratusan Warga Kota Bekasi Akui Terbantu Program Sembako Murah TKRPP, Doakan Ganjar-Mahfud Presiden 2024
- BPBD Kota Bekasi Siap Hadapi Bencana Hidro Metrologi.
- Mantan Kadis LH Kota Bekasi Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Ekskavator dan Buldoser
- Kodim 0507/Bekasi Ajak Ratusan Anak Yatim Bermain Salju di Mall
- Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) yang menyalahi aturan
- HAPIMART KE 3 DI INDONESIA RESMI BUKA BESOK DI GRAND MAL BEKASI
- Anggota Komisi Dua DPRD Kota Bekasi Puspa yani Desak PJ Walikota Terbitkan Perwal PSEL.
- Kabid PTK Dinas Pendidikan Kota Bekasi Wijayanti, Berikan Semangat untuk Para Guru menjadi Guru Penggerak yang Berkualitas.
- Moshi Moshi 2023 Ajak Pengunjung Summarecon Mall Bekasi Rasakan Keunikan Budaya Jepang
0 Comments