Opini /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 24/10/2019 08:24 WIB

Biang Keladi Perusak Negeri

Ilustrasi aturan hukum
Ilustrasi aturan hukum

DAKTA.COM - Oleh: Nur Purnama Indah Puspasari, SE

 

Setumpuk RUU rapi mengantri. Menunggu giliran ketok palu, para petinggi negeri. Mulai dari RUU-PKS, RUU KPK, RUU Minerba, RUU Pertanahan, RUU KUHP, sampai dengan RUU Ketenagakerjaan. Diharapkan menjadi solusi, nyatanya justru rentan penyalahgunaan.

 

Hingga memaksa agen-agen perubahan dari setiap lini beraksi. Meminta penguasa  mengoreksi kembali. RUU yang dirancang nyata-nyata tidak hadir demi kemaslahatan rakyat. Sebaliknya, justru semakin mencekik dan menjerat.

 

Dari fakta-fakta yang terindera, maka layak ada upaya tilik dan telaah. Mengapa selama sekian waktu, aturan-aturan yang muncul selalu bermasalah?

 

Sejatinya, membersihkan rumput liar, haruslah dicabut sampai ke akarnya. Demikian juga dengan problematika yang ada, tidak cukup menyelesaikan hanya di permukaannya saja. Namun harus diselesaikan tuntas sampai ke akar-akarnya.

 

Maka kita perlu untuk melihat, bahwa akar masalah dari setiap persoalan umat saat ini bersumber dari cara pandangnya dalam kehidupan. Umat hari ini memandang bahwa antara kehidupan dan agama itu adalah terpisah. Agama dianggap hanya mengatur urusan ibadah dan hubungan spriritual masing-masing individu dengan Tuhannya. Di luar hal tersebut, manusia boleh mengatur kehidupannya sendiri. Inilah yang disebut sebagai Sekularisme.

 

Sekularisme ini menjadikan kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan hak milik juga kebebasan pribadi, menjadi asas dalam kehidupan. Bukan hanya pada tataran individu, tetapi juga dalam masyarakat, bahkan negara.

 

Sekularisme yang mengusung paham kebebasan tersebut, kemudian dalam aspek politiknya, melahirkan sistem politik demokrasi. Dalam demokrasi, rakyatlah yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan sebuah aturan. Aturan yang dibuat adalah hasil pemikiran atau akal dari manusia itu sendiri, tanpa memberi ruang kepada agama sebagai pengontrol dan penjaga. Sementara setiap manusia, memiliki cara berpikir dan kepentingan yang berbeda-beda, yang akan berpengaruh terhadap aturan yang dicipta.

 

Demikianlah Sekularisme lewat politik demokrasinya, melahirkan aturan-aturan yang rentan menimbulkan konflik, perseteruan ataupun pertentangan. Namun, jika kita hanya mengoreksi dan mempertentangkan aturan atau undang-undang bermasalah tersebut, tanpa mengatasi akar masalahnya, maka hanya akan menguras energi semata dan tidak menyelesaikan secara tuntas terhadap persoalan yang ada.

 

Umat butuh solusi yang hakiki dan paripurna. Solusi yang mampu menentramkan hati, memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam lah solusi terbaik yang kita punya.

 

Islam adalah pedoman seluruh insan. Dari bayi di buaian, sampai pada pemegang tampuk kepemimpinan. Islam tegak di atas akidah dan menjadikan standar setiap perbuatan adalah kembali kepada Sang Pencipta Kehidupan.

 

Islam mengatur kehidupan ini, mulai dari hulu sampai ke hilir. Membina ketakwaan dari skala individu dan keluarga. Lalu membudidayakan sifat peduli masyarakat sebagai pengontrol sosial dalam segala aktivitasnya. Terakhir, menjadikan negara sebagai payung umat yang mengayomi dan menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan. Sehingga akan terwujud, tatanan kehidupan yang senantiasa berjalan di rel Syariat.

 

Demikianlah Islam hadir dengan sepaket aturan hidup untuk diterapkan. Bukan untuk menjerat, merusak, atau menghinakan. Islam justru hadir untuk menyejahterakan, bahkan memuliakan. Wallahu 'a'lam bishawab.

Editor :
Sumber : Nur Purnama Indah Puspasari
- Dilihat 2434 Kali
Berita Terkait

0 Comments