Sabtu, 12/10/2019 12:06 WIB
Paus Terjebak dan Terdampar, Kok Bisa?
KUPANG, DAKTA.COM - Pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Dr. Chaterina Agusta Paulus, MSi mengatakan jarang sekali peristiwa paus terjebak atau salah jalur migrasi dan terdampar ke laut dangkal. Terdamparnya paus diduga berkaitan dengan perubahan iklim.
"Paus terjebak atau salah jalur migrasi. Ini sangat jarang terjadi. Mungkin saja adanya kondisi lingkungan akibat perubahan iklim, sehingga jalur yang biasa dilalui tidak seperti biasanya," ujar Chaterina di Kupang, Sabtu (12/10).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan penyebab terdamparnya belasan ekor paus di pesisir Pulau Sabu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Segerombolan paus dilaporkan terdampar di pesisir pantai Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Pulau Sabu, NTT, Kamis, (10/10).
Sebagian berhasil diselamatkan oleh masyarakat dengan mendorong ke laut dalam. Tetapi sebagian lainnya mati karena tidak bisa tertolong.
Menurut dia, kondisi lingkungan laut, biasanya suhu atau salinitas (kadar garam) berubah, atau bisa jadi terganggu dengan alur pelayaran sehingga menyebabkan paus keluar dari jalur migrasi.
"Mungkin juga ada kaitan dengan gempa bawah laut yang terjadi, yang mungkin saja tidak terdeteksi, sebagai penyebabnya," katanya.
Dia menambahkan kasus terjebaknya paus seperti di Aceh, diduga ada yang sakit atau usia tua, maka kehilangan orientasi. Akibatnya terjebak di air laut dangkal dan tidak dapat keluar, kecuali dibantu.
Oleh karena itu, kata dia, dalam kasus terdamparnya paus di Sabu perlu dilakukan kajian untuk mengetahui penyebab, sekaligus langkah pencegahan dan atau mitigasi. "Hanya dengan kajian, kita bisa mengetahui faktor yang menjadi penyebab, sekaligus mencarikan solusi agar ke depan, tidak ada lagi kasus serupa seperti yang terjadi di Sabu Raijua," katanya.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Republika Online |
- Tumpukan Sampah Bambu Sumbat Aliran Kali Cikeas, Bekasi
- Sampah dan Pengolahannya Tanggung Jawab Bersama
- WMI Inisiasi Sarasehan Kesiapsiagaan Bencana
- Kaum Millenial Harus Melek Pertanian
- Siaga Erupsi, Rekahan di Tebing dan Kawah Gunung Merapi Bertambah
- Bencana Lahar Gunung Semeru, Doni Monardo: Harus Dibangun Jalur Evakuasi
- Pencemaran Limbah di Kali CBL, Bekasi Memprihatinkan
- Warga Desak Pemkab Bekasi Keruk Sampah di Kali Jambe
- Walhi: Pengkhianatan Terhadap Rakyat pada Pengesahan RUU Cipta Kerja
- Banjir dan Tanah Longsor Rusak Rumah Warga Kota Ambon
- Waspada Cuaca Ekstrem Selama Peralihan Musim
- Danone Aqua Beri Bantuan Korban Banjir Bandang Sukabumi
- Dosen IPB University Ciptakan Garam Sehat dari Rumput Laut
- Potensi Araceae untuk Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
- Jaga Kelestarian Alam, BPK Oi Lakukan Penanaman Pohon
0 Comments