Ada Apa Hubungan GIDI Dengan Israel?
TOLIKARA_DAKTACOM: Penyerangan umat Islam, saat melaksanakan shalat idul fitri di halaman Koramil Tolikara, pada 1 syawal 1436 H/ 17 Juli 2015, oleh massa Gereja Injili di Indonesia (GIDI), membuat sejumlah kalangan ingin tahu organisasi apa Sebenarnya Gereja Injili di Indonesia (GIDI)?
Keingin tahuan sejumlah kalangan terutama umat Islam atas sepakterjang GIDI di Indonesia khususnya di Papua, berkaitan dengan aksi-aksi diskriminasi yang dilakukan GIDI. Puncaknya adalah penyerangan terhadap umat Islam Tolikara saat umat Islam melaksanakan shalat idul fitri yang berbuntut pada pembakaran masjid Baitul Muttaqin dan kios-kios umat Islam di Tolikara.
Yang paling mengejutkan, saat Tim Pencari Fakta melakukan investigasi menemukan rumah-rumah warga dicat dengan gambar bintang David, serta dipasangi bendera Israel. Lalu apa hubungan GIDI dengan Israel yang hingga saat ini Indonesia belum ada hubungan diplomatik dengan Israel. Bolej jadi itu adalah pelanggaran serius.
Apakah hubungan GIDI dengan Israel dimaksud untuk melakukan disintegrasi dengan target mewujudkan Papua Merdeka? Dari gerakan GIDI kuat dugaan jika GIDI juga adalah bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Berikut ini sekelumit sejarah tentang GIDI
Bukan pertama kali ini insiden di Papua menyeret Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Lima tahun lalu, tepatnya 17 Maret 2010, seorang pendeta sidang gereja GIDI Toragi, Distrik Tinggi Nambut, bernama Pendeta Kinderman Gire tewas setelah dianiaya anggota Tentara Nasional Indonesia.
Warga Puncak Jaya itu ditangkap karena dicurigai sebagai bagian dari kelompok bersenjata di wilayah itu.
Atas kasus ini, pada Agustus 2011, Pengadilan Militer Jayapura menghukum tiga tersangka, yakni Prajurit Satu Hasirun (6 bulan penjara), Prajurit Dua Hery Purwanto (15 bulan), dan Sersan Satu Saut Sihombing (7 bulan). Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sempat memprotes putusan tersebut lantaran tak mengusut peristiwa pembunuhan, melainkan hanya sangkaan melanggar perintah.
Inilah sepenggal sejarah di balik GIDI:
- 1955: Misionaris pertama kali tiba di Tolikara pada 25 Maret 1955.
- 1962: Jemaat pertama yang dibaptis berjumlah 9 orang.
- 1963: Pertama kali pemberian nama Gereja Injili Irian Barat (GIIB) pada 12 Februari 1963.
- 1971: Berganti nama menjadi GIIJ (Gereja Injili Irian Jaya).
- 1988: Berganti nama menjadi Gereja Injili di Indonesia (GIDI).
Perintis:
Misionaris asal Australia, yaitu Unevangelised Fields Mission (UFM) dan The Asia-Pacific Christian Mission (APCM)
Wilayah:
8 Wilayah Pelayanan, yakni Bogo, Toli, Yamo, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Pantai Utara, Pantai Selatan, dan Jasumbas.
Aset:
- Memiliki 2 buah rumah sakit swasta, yaitu Klinik Kalvari di Wamena dan rumah sakit Immanuel di Mulia.
- Sekolah:TAKIN, SAID. Perguruan Tinggi: STT GIDI di Sentani. Sekolah Alkitab berbahasa daerah (Lokal): 7 buah. TK-PAUD 5 buah, SMP dan SMU sebanyak 9 buah tersebar di seluruh wilayah GIDI
Status hukum:
Pertama kali terdaftar di Kementerian Agama melalui ketetapan Nomor E/Ket/385-1745/76, yang kemudian diperbarui melalui ketetapan F/Ket/43-642/89 pada 1989.
Anggota jemaat: 976.000 jiwa
Kerja sama dengan Gereja Injili di Luar Negeri: Israel, Papua Nugini, Palau, Belanda, Aboriginal, Yunani, Pakistan, dan Ethiopia.
Editor | : | |
Sumber | : | JITU |
- Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi
- Geliat Ekonomi Bekasi di Tengah Pandemi Covid-19
- Rintihan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi
- Masih Efektifkah Sistem Zonasi Covid-19 di Bekasi?
- Wabah Virus Corona, Haruskah Disyukuri?
- Bekasi Siapa Gubernurnya?
- Ancaman Transgender, Haruskah Kita Diam?
- Kenapa Bekasi Tenggelam?
- Nasib Bekasi : Gabung Jakarta Tenggara atau Bogor Raya?
- Air Bersih atau Air Kotor?
- Agustus Bulan Merdeka Bagi Sebagian Rakyat Indonesia (1)
- Refleksi Emas Kampung Buni di Tengah Gelar Kota Industri
- Apa Kata Netizen: Catatan Mudik 2019 Si Obat Rindu Masyarakat +62
- Diksi Kafir dalam Polemik
- Ironis, Kasus Nuril Tunjukkan Kebobrokan Hukum
0 Comments