NASA : Tanda-Tanda Meresahkan Ditemukan di Dasar Gletser, Greenland
KULUSUK, DAKTA.COM – Pada salah satu hari terpanas di musim panas saat ini, para penduduk sebuah desa kecil bernama Kulusuk, di Greenland, mendengar suara seperti sebuah suara ledakan es yang diduga mampu membelah gletser sejauh 5 mil.
Greenland telah kehilangan 12,5 miliar metrik ton es yang mencair pada Jum’at, 2 Agustus 2019. Pencairan es ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah krisis iklim di Greenland. Apalagi, Kulusuk juga menjadi base camp untuk program OMG NASA (Oceans Melting Greenland).
Ahli kelautan NASA, Josh Willis dan timnya sedang mencari tahu bagaimana pencairan es di Greenland tidak hanya dari kenaikan suhu udara tetapi juga pemanasan air laut, yang menghancurkan es tersebut dari bawah permukaan air laut.
“Greenland memang mengandung cukup banyak es yang mampu menaikkan permukaan air laut hingga 7,5 meter atau sekitar 25 kaki, dan es dalam jumlah besar tersebut akhirnya dapat menghancurkan seluruh garis pantai di planet ini,” ujar Willis.
NASA membawa CNN dalam penerbangannya menuju Helheim – salah satu gletser terbesar di Greenland serta gletser dengan aliran tercepat di tepi timur pulau itu.
Ketika pesawat NASA mendekati Helheim, para peneliti melihat “danau” bebas es di bagian terdepan gletser, sesuatu yang tidak sering mereka lihat. Penyelidikan ini membawa mereka kembali pada data yang meresahkan, yaitu air hangat mengelilingi Helheim di sepanjang kedalamannya, lebih dari 2.000 kaki di bawah permukaan air.
“Sangat jarang sekali terjadi di manapun di planet ini untuk melihat 700 meter tanpa variasi suhu, biasanya kami menemukan air yang lebih dingin di ketinggian sekitar 100 meter, tetapi tepat di depan gletser, air terasa hangat di sepanjang aliran,” kata Peneliti Iklim di Nasa, Ian Fenty.
Gletser seperti yang ada di Helheim atau bahkan yang lebih kecil di sekitar desa seperti di Kulusuk, cukup kuat untuk membuat permukaan laut global naik setengah millimeter dalam sebulan. Menurut para peneliti NASA, ini merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan.
“Greenland memiliki dampak besar bagi seluruh planet ini. Satu miliar ton es yang hilang di sini dapat meningkatkan permukaan air laut di Australia, Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan di Eropa. Kita semua terhubung oleh lautan yang sama,” ujar Willis.** (Rizki Nur Aini)
Editor | : | |
Sumber | : | Mary Ilyushina dan Frederik Pleitgen (CNN) |
- Hari Karantina ke-147, Barantin Terus Tingkatkan Perlindungan Keanekaragaman Hayati
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
0 Comments