Bekasi /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 20/08/2019 14:21 WIB

Sejarawan: Bekasi Dulu DKI, Bukan Jawa Barat

Kota Bekasi (foto: bizlaw.id)
Kota Bekasi (foto: bizlaw.id)
BEKASI, DAKTA.COM - Sejarawan Bekasi ikut mengomentari soal ramainya pembicaraan terkait tawaran untuk bergabungnya Kota Bekasi menjadi bagian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
 
"Kalau istilah saya si itu bukan bergabung tapi kembali ke Jakarta, kembali ke DKI Jakarta," ujar Ali Anwar kepada Dakta, Selasa (19/8).
 
Ali Anwar menjelaskan hal itu dikarenakan Bekasi dahulu merupakan bagian dari Jakarta bukan dari Jawa Barat.
 
Ia menjelaskan, pada abad ke-16 Bekasi itu masuk ke wilayah Jayakarta atau DKI Jakarta. Bahkan setelah dikuasi oleh penjajah Belanda dan berubah nama menjadi Batavia, Bekasi masih masuk ke wilayah tersebut.
 
Akan tetapi mulai berpisahnya Bekasi dan masuk bagian dari Provinsi Jawa Barat ketika tahun 1950.
 
"Ketika itu, Indonesia menjadi negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS)," ucap Ali Anwar.
 
Ia menambahkan, kala itu Jakarta menjadi negara bagian distrik vederal Jakarta dan Jawa Barat menjadi negara pasundan.
 
Ali Anwar menjelaskan, berdasarkan hasil wawancaranya dengan beberapa tokoh-tokoh militer waktu itu, salah satunya Lucas Kustaryo. Alasan Bekasi keluar dari wilayah Jakarta dikarenakan khawatir Belanda kembali melanggar perjanjian.
 
"Walaupun sudah ada kedaualatan, tapi dari pengalaman Belanda ini kan sering ingkar janji. Maka wilayah Jakarta harus dipersempit sehingga Bekasi keluar dari Jakarta," ungkap dia.
 
Wilayah Bekasi sebelum masa revolusi dan setelah masa revolusi menjadi basis pertahanan Indonesia khususnya Jakarta dari pasukan penjajah baik ketika penjajahan Belanda dan Jepang maupun ketika agresi militer oleh Belanda yang kembali lagi ke Indonesia.
 
"Jadi keluar dari Jakarta maksudnya bukan karena ingin masuk ke Jawa Barat. Bekasi inginnya masuk NKRI. Tapi pada kenyataannya ketika Belanda benar-benar hengkang ke negaranya dan RIS jadi NKRI nah Bekasi digabung ke dalam wilayah Jabar," jelas Ali Anwar.
 
Irionisnya ketika Bekasi masuk ke Provinsi Jawa Barat, Bekasi justru tidak sejahtera. Dari segi ekonomi saja Jakarta dan Jawa Barat berbeda jauh.
 
Kemudian pada tahun 1980 hingga 1990 ketika berdiri kawasan industri di Bekasi, ternyata banyak anak-anak pejuang yang tidak bisa masuk kerja, anak-anak Bekasi susah masuk kerja dan pengangguran tetap banyak.
 
"Kita lihat di sini, tingkat pusat dan Jabar tidak begitu peduli dengan Bekasi. Makanya pembangunan Bekasi begitu lamban tapi DKI begitu cepat. Nah ada keinginan dari tokoh masyarakat, atau wali kota termasuk dari saya juga mending kita kembali saja Jakarta," terang dia.
 
Bahkan ketika sesi wawancara, tokoh-tokoh yang dahulu pernah menuntut keluar dari Jakarta sedikit menyesalkan hal itu.
 
"Berat memang dahulu kondisinya, saat terbentuk negara bagian Bekasi harus memilih keluar dari DKI karena harus menjadi basis pertahanan dan mempersempit wilayah Jakarta ketika nanti Belanda ingkar janji," paparnya. **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 6597 Kali
Berita Terkait

0 Comments