Kamis, 01/08/2019 13:21 WIB
Rohim Mintareja Sarankan Direksi PT. BBWM Dievaluasi
CIKARANG, DAKTA.COM - Mantan Wakil Bupati Bekasi periode 2012-2017, Rohim Mintareja angkat bicara mengenai penerunan pendapatan asli daerah (PAD) dari PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM). Penurunan ini dianggap sangat anjlok, kalau dibandingkan saat dirinya masih menjabat sebagai wakil Bupati.
Rohim menjelaskan, pada tahun 2014 lalu, PAD dari PT. BBWM dalam satu tahun paling tidak mencapai Rp35 miliar. Memang, ia mengaku, sampai terkahir masa jabatannya tahun 2016, PAD dari PT. BBWM yang disetorkan ke Pemerintah Daerah ada penurunan, hanya sebesar Rp12 miliar pertahun.
"Penurunan PAD dari PT. BBWM dari tahun ke tahun semakin anjlok, sekarang informasinya hanya Rp2,5 miliar, oleh karena itu harus ada penanganan," katanya di Cikarang, Kamis (1/8).
Sayangnya, Rohim enggan memberikan faktor penyebab penurunan pendapatan PT. BBWM itu. Namun ia menyarankan, harus ada pembaruan management, karena penurunan ini sangat signifikat.
"Jika melihat kondisi sekarang, harusnya BBWM lebih untung lagi, karena ada salah satu perusahaan yang kontraknya habis dengan pemerintah, alat-alat, dan sumurnya diserahkan ke pemerintah daerah," terangnya.
Rohim yang juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI ini membeberkan bahwa PT. BBWM itu mengelola migas semacam kuota.
"Jadi BBWM itu dikasih kuota dari Pertamina untuk menjual gas setiap tahunnya, jadi tinggal hitung saja, misalkan dari pertamina MMBT (ukuran gas), istilahnya berapa ton, dan jualnya berapa," ucapnya.
Menurutnya, pada saat dirinya menjadi anggota DPRD, sebelum menjadi Wakil Bupati Bekasi, sampai mengecek ke Pertamina pusat agar mengetahui keuntungan BBWM setiap tahunnya.
Selain itu. Ia juga meminta agar direksi-direksi PT. BBWM harus kerja keras, supaya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bisa menyetor PAD ke Kabupaten Bekasi lebih besar dan tidak menurun seperti sekarang.
"Sewaktu menjadi jadi anggota dewan, saat BBWM mengajukan keuntungan, saya pernah mengkonfimasi ke Pertamina pusat, lalu saya cek ke Cirebon, sinkron atau tidak. Tapi pada saat itu sinkron, makanya dulu masukan PAD selalu besar. Seharusnya sekarang kerja keras mereka-mereka yang dipercaya, kalau tidak hsrus ada pembaruan management," ungkapnya. **
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- Pelaku Penusukan Maut Bocah Pulang Mengaji di Cimahi Ditangkap Polisi
- Komnas HAM: Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan
- Kapolri Pastikan Irjen Teddy Minahasa Ditangkap Kasus Narkoba
- Polri Naikkan Tragedi Kanjuruhan Jadi Penyidikan, Tersangka Segera Ditetapkan
- Polri Libatkan Kompolnas Awasi Investigasi Tragedi Kanjuruhan
- Putri Candrawathi Akhirnya Resmi Ditahan
- Polri Limpahkan Tersangka Ferdy Sambo dkk ke Kejaksaan Pekan Depan
- Banding Ditolak, Ferdy Sambo Tetap Diberhentikan Tidak Hormat dari Polri!
- Gubernur Papua Lukas Enembe Diduga Alirkan Uang ke Rumah Judi di Luar Negeri
- Motif Penganiayaan Santri Pondok Gontor hingga Tewas, Diduga karena Masalah Kekurangan Alat
- Pakar Pidana Sebut Penganiayaan Santri Gontor Bisa Dikualifikasikan Pembunuhan
- IPW Yakin Motif Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Hanya Alibi
- LPSK Sebut Bharada E Sempat Emosi Saat Rekonstruksi karena Tak Sesuai
- 3 Poin Kasus KM 50 yang Disinggung Laskar FPI ke Kapolri
- Kapolri: Motif Pembunuhan Brigadir J Pelecehan atau Perselingkuhan
0 Comments