Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 26/07/2019 15:34 WIB

Kaum Hawa Rentan Terkena Nyeri Pinggang

dr. Nora Taofik, SpKFR dari RS. Citra Harapan
dr. Nora Taofik, SpKFR dari RS. Citra Harapan
BEKASI, DAKTA.COM - Nyeri pinggang umumnya sering dirasakan oleh semua orang di segala usia, mulai dari remaja hingga lanjut usia. Biasanya, nyeri  pinggang muncul setelah mengangkat barang berat, terlalu lama duduk, atau terlalu lama berdiri. Namun ternyata, gejala nyeri pinggang juga dapat muncul ketika pinggang cedera. Tidak hanya nyeri, tetapi juga ada sensasi nyeri seperti kesetrum atau panas, kesemutan, bahkan kaku di sekitar pinggang. 
 
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari RS Citra Harapan, dr. Nora Taofik, SpKFR, mengatakan, faktor risiko nyeri pinggang ialah postur tubuh  yang salah. Terkait dengan rasa nyeri di pinggang, menurut dr. Nora, untuk setiap usia itu penyebabnya pasti berbeda. Jika sudah nyeri pinggang, ia juga  menyarankan untuk merileksasikan tubuh sesaat ketika duduk lama di atas meja.
 
"Kalau nyeri pinggang saat usia muda, biasanya itu karena inflamasi. Akan tetapi, secara umum karena postur yang salah. Idealnya, postur tubuh itu postur netral atau istilahnya tegak. Hanya saja untuk beberapa orang ada yang salah posturnya semisal postur lordotik (punggung melengkung ke depan) dan head forward (kepala hingga punggung cenderung membungkuk ke depan)," ujarnya dalam Bincang Kesehatan pada Jumat (26/7) bersama Dakta.
 
Untuk diagnostik nyeri pinggang, dokter memang harus melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab nyeri. Penyebab dominannya adalah mekanik (sendi, otot, ligamen yang salah tidak sesuai dengan struktur tulang).  
 
"Rata-rata saat kita melakukan rontgen, jarang ada pemeriksaan penunjang untuk melihat struktur tulang atau MRI untuk mengecek jaringan lunak (soft tissue) pada tulang. Kecuali ada penyempitan syaraf," ujar dr. Nora.
 
Ia juga menambahkan terkait nyeri pinggang yang termasuk berbahaya atau diistilahkan kategori bendera merah, adalah nyeri pinggang saat bangun tidur dan malam hari. Pada kondisi tersebut, bisa jadi ada inflamasi (infeksi), kemudian disertai berat badan menurun, bahkan ada nyeri pinggang yang diikuti dengan rasa kesemutan serta kelemahan tungkai.
 
"Pengobatan tentunya ikut menjadi berbeda. Normalnya ketika baru satu hari nyeri atau lima hari langsung diobati, biasanya dua minggu sudah sembuh. Namun, apabila sudah diistirahatkan atau dikompres dengan es, masih belum sembuh berarti memerlukan pengobatan kronis dan berkepanjangan."
 
Ketika mengalami nyeri pinggang, upaya terapinya adalah mengompres dengan air es bukan dengan air hangat. Hal ini dimaksudkan untuk meredakan inflamasi yang terjadi ketika nyeri muncul. Kemudian untuk upaya pencegahan adalah melakukan olahraga rutin yang bisa menguatkan daya tahan otot secara utuh serta menjaga postur tubuh.
 
"Saya harus tegaskan kembali bahwa berdasarkan penelitian nyeri pinggang itu lebih banyak terjadi pada wanita. Salah satu upaya menjaga postur tubuh agar tetap normal, jangan pakai heels yang terlalu tinggi. Idealnya itu tinggi heels-nya tiga sentimeter saja," pungkas dr Nora sambil tersenyum.
 
Bagi Rekan Dakta yang ingin berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari RS Citra Harapan, dr. Nora Taofik,  SpKFR, jadwal praktiknya setiap Senin hingga Kamis pukul 09.00-12.00 WIB di RS Citra Harapan. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi (021) 888 70606 atau datang langsung ke lokasi di Jl. Raya Harapan Indah, Kawasan Sentra Niaga No. 3-5 Harapan Indah, Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi 17131.
Editor : Dakta Administrator
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 2409 Kali
Berita Terkait

0 Comments