Harokah Islamiyah /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 10/07/2019 21:35 WIB

Ensiklopedi Islam: Kepemimpinan Khulafaurrosyidin

khulafarosyidin2
khulafarosyidin2

BEKASI, DAKTA.COM - Kepemimpinan keempat khulafaurrosyidin berbeda-beda sesuai dengan karakter pribadinya dan situasi masyarakatnya. Pada masa Abu Bakar, Beliau dikenal dengan khalifaturrosul yaitu pengganti rosul sebagai pemimpin agama dan pemerintahan. Semasa kepemimpinanya yang singkat, beliau memprioritaskan penyelesaian problem dalam negeri. Beberapa kelompok berusaha melepaskan diri dari jamaah Islam.

Mereka menganggap setelah Nabi Muhammad SAW meninggal maka berakhir pula kekuasaan Islam terhadap mereka. Selain itu beberapa orang mengaku sebagai nabi pengganti Rosul. Juga ada yang menolak membayar zakat. Terhadap ketiga pembelot tersebut, Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka.

Pusat kekuasaan bersifat sentral. Segala keputusan ada di tangan Khalifah Abu Bakar. Walaupun begitu, Beliau selalu mengadakan musyawarah dengan para shabatnya sebelum memutuskan sesuatu. Seperti keputusan untuk memerangi orang yang tidak membayar zakat. Terjadi musyawarah dengan Umar bin Khattab. Dan alasan abu Bakar bahwa tidak ada yang memisahkan antara shalat dan zakat. Disisi lain beliau menerima alasan para shahabat pada masalah penulisan al Qur’an. Beliau beralasan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mencontohkannya. Tapi setelah mendengar pendapat para shahabat bahwa penulisan itu untuk kemaaslahatan umat, beliau menerimanya.

Abu Bakar menunjuk langsung Umar bin Khattab sebagai penggantinya dengan mempertimbangkan situasi politik yang ada. Beliau khawatir kalau pengangkatan melalui proses pemilihan seperti pada masanya akan memperkeruh situasi politik. Selain itu agar pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat.


Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memproklamirkan Amirullmukminin. Beliau memprioritaskan perluasan Islam. perluasan Islam mencapai sepertiga dunia. Islam bisa tersebar sampai ke daratan eropa. Ketegasan dan kebijkasanaan membawa Islam menjadi kekuatan yang diperhitungankan. Posisi Islam menyamai kekuatan besar yaitu romawi dan persia.


Umar bin Khatab menerapkan sistem administrasi pemerintahan yang diadopsi dari Persia. Administrasi pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi yaitu Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa Departemen didirikan untuk mengatur gaji dan pajak tanah sehingga berdiri Bait al Mal.
Dalam merapikan sistem admnistrasi, Beliau menerapkan kalender hijriah. Penanggal berdasarkan hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah. Dan bulan Muhamram sebagai awal bulan kalender hijriyah.

Dalam proses peralihan kepemimpian, Umar bin Khattab tidak menggunakan cara yang dilakukan oleh Abu Bakar. Beliau lebih memilih tim formatur yang terdiri dari 6 orang shahabat nabi. Tugasnya untuk memilih diantara mereka sebagai penggantinya. Melalui proses persidangan tim formatur terpilih Utsman bin Affan sebagai Khlaifah..
Model kepemimpinan Umar bin Khatab dilanjutkan oleh Utsman bin Affan. Beliau mengembang Islam ke beberapa daerah yang belum tercapai pada masa Umar bin Khattab.

 

Perbedaan karakter Utsman dengan Umar bin Khattab menimbulkan model kepemimpinan yang berbeda. Karakter Utsman yang lembut lembut berbeda dengan karakter Umar yang tegas dan keras. Hal ini menimbulkan keecewaan umat Islam. disamping itu Utsman bin Affan diangkat usia 70 tahun. Sehingga beliau memimpin umat Islam sedikit lemah.
Kebijakan yang paling disorot adalah Kebijakannya pada pengangkatan kerabat keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti gubernur-gubernur ydi daerah kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat.

Selain perluasan Islam, Utsman memperhatikan pembangunan dalam kota seperti membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan, jembatan, masjid, dan perluasan masjid nabawi. Beliau memperluas daya tampung masjid nabawi yang dibangun pada zaman Nabi Muhammad saw. Pada masalah suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tidak meningggalkan pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam peristiwa berdasah ketika beliau sedang membaca al Qur;an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik setelah meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan di usia 83 tahun.

Ali bin Abi Thalib melajutkan kepemimpinan utsman bin Affan dalam kondisi tidak stabil. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib disetuju mayoritas umat Islam. tapi sebagi pro muawiyah menolak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Beliau menghadap situasi yang berbeda dengan zaman Abu Bakar dan Umar. Dimana Umat Islam pada masa Abu Bakar dan Umar masih bersatu, mereka memiliki banyak tugas yang harus dituntaskan seperti perluasan wilayah Islam. selain itu kehidupan sosialnya masih sangat sederhana dan belum banyak terpengaruh oleh kekayaan dan kedudukan. Sedangkan zaman Ali bin Abi Thalib, wilayah umat Islam sudah luas dan besar, serta perjuangannya sudah terpengaruh oleh motivasi duniawi.


Ali menghadapi kelompok penentang sangat kuat ketika memberlakukan kebijakannya pada pemecatan pejabat-pejabat. Hal ini yang dianggap penyebab munculnya pemberontakan. Beliau menghadapi juga pemberontakan dari Zubair dan Aisyah karena dianggap tidak menghukum pelaku pembunuhan Utsman bin Affan. Pertentang keduanya mengakibatkan perang Jamal atau perang unta karena Aisyah menunggang unta dalam peperangan. Pertentangan Ali dengan Muawiyah mengakibatkan perang Shiffin.


Perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitras di Daumatul Jandal pada tahun 34 H. Akibat peristiwa itu, muncul tiga golongan di kalangan umat Islam, yaitu Khawarij, Murjiah, dan Syiah. Ketiganya golongan yang sangat kuat dan mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam. Perselisihan itulah yang menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam dibawah Khulafaur Rasyidin.   Wallahu 'alam bishawab

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 4917 Kali
Berita Terkait

0 Comments