Ramadhan Mubarok /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 10/07/2015 10:04 WIB

Potensi Perbedaan Penetapan 1 Syawal Sangat Terbuka

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin

JAKARTA_DAKTACOM: Meski sidang isbat baru dilaksanakan Kamis (16/7/15), namun aroma perbedaan penetapan 1 syawal sudah mulai terasa.

Muhammdiyah jauh-jauh hari teleh menetapkan 1 Syawal 1436 H, pada 17 Juli 2015. Sedang NU organisasi Islam terbesar di Indonesia telah memberi sinyal kalau 1 Syawal 1436 H, tak harus sama. Apalagi jika nanti hilal tak terlihat, kemungkinan NU akan menggenapkan puasa 30 hari. Artinya 1 Syawal akan jatuh 18 Juli 2015.

Menanggapi hal itu,  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, penetapan 1 Syawal 1436 H berpotensi kembali berbeda. Namun, Lukman meminta agar perbedaan itu disikapi dengan tindakan saling menghargai.

"Tentu sebagai sebuah kemungkinan, kemungkinan ke arah sana terbuka. Walau demikian, bagaimanapun, kita harus menunggu sidang isbat," ujar Lukman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/7/2015).

Lukman mengaku tetap mengharapkan agar semua umat Islam di Indonesia bisa memiliki kesamaan pandangan dalam memasuki hari raya Idul Fitri. Namun, kalaupun ada perbedaan, Lukman meminta agar perbedaan itu disikapi dengan arif.

"Kita harus menyikapi dengan arif dan bijaksana karena tentu perbedaan masing-masing memiliki landasan penjelasan masing-masing," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan itu, sebagaimana di kutip dari Kompas.com.

Untuk menjaga keharmonisan dalam perbedaan itu, Lukman mengaku terus menjalin komunikasi dengan semua organisasi masyarakat hingga para ulama.

"Bagaimana kita menyamakan cara pandang kita," imbuh dia.

Penetapan Lebaran atau hari raya Idul Fitri 2015 berpotensi berbeda antara organisasi kemasyarakatan Islam yang satu dan yang lain ataupun dengan pemerintah. Hal itu disebabkan oleh perbedaan dalam penetapan tanggal 1 Syawal 1436 H yang merupakan hari raya Idul Fitri setelah berakhirnya bulan Ramadhan. (Baca: PBNU: Lebaran 2015 Berpotensi Berbeda)

Sekretaris Lajnah Falakiyah PBNU Nahari Muslih di Jakarta, Rabu (1/7/2015) malam, mengatakan, posisi hilal atau bulan sabit pada tanggal 29 Ramadhan saat diadakan rukyatulhilal (pengamatan terhadap bulan sabit muda) tahun ini sangat tipis sehingga kemungkinan tidak berhasil dilihat.

"Posisi hilal sangat tipis, hanya tiga derajat. Oleh karena itu, ada potensi berbeda. Sangat susah melakukan rukyatulhilal pada posisi seperti itu. Sementara itu, yang berpatokan pada hisab (hitungan) menetapkan standar berbeda-beda, seperti Muhammadiyah dan Persis," ujar Nahari Muslih seperti dikutip Antara.

Muhammadiyah telah memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jumat (17/7/2015). Dengan demikian, menurut Muhammadiyah, bulan Ramadhan tahun ini hanya 29 hari.

Sementara itu, NU, seperti biasanya, mendasarkan penetapan 1 Syawal pada rukyatulhilal. Meski hitungan 1 Syawal 1436 H di dalam penanggalan NU jatuh pada 17 Juli, tanggal itu tidak serta-merta ditetapkan sebagai hari raya Idul Fitri.

Tidak tertutup kemungkinan, NU menggenapkan Ramadhan menjadi 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal.

Reporter :
Editor :
- Dilihat 1931 Kali
Berita Terkait

0 Comments