Sabtu, 23/02/2019 15:54 WIB
Selamatkan Generasi Bangsa, Perangi LGBT
BEKASI, DAKTA.COM - Fenomena LGBT semakin berkembang dan bergerak secara masif dan terselubung. Mereka menyebar melalui berbagai cara seperti LSM, pendidikan, politik, budaya, film, teologi, dan sebagainya.
Ketua Umum Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Rita Soebagio, S.PT., M.Si dalam pemaparannya di seminar ketahanan keluarga dengan tema 'Memutus Mata Rantai LGBT Menyelamatkan Generasi' yang diselenggarakan di Hotel Aston Imperial Bekasi pada Sabtu (23/2) ini menjelaskan bahwa para pelaku LGBT sudah berkembang sejak lama dan menyebar di berbagai instansi yang strategis.
"RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS) ini salah satu perjuangan mereka (kaum LGBT) melalui legislatif untuk mendapat pengakuan dan legal di Indonesia," kata Rita.
Menurutnya, selain LGBT yang mendukung RUU P-KS ini, kaum feminis juga ikut memperjuangkannya. Mereka menginginkan keberadaannya dapat diterima di Indonesia. Padahal perilaku mereka sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Sementara itu, Psikolog dan Pakar Parenting Elly Risman, S.Psi., dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa berkembangnya perilaku zina, LGBT, dan sebagainya berasal dari genggaman, yaitu handphone.
"Siapa yang memperkenalkan handphone kepada anak, ya kita sendiri. Survei menyatakan rata-rata orang tua memberikan handphone kepada anak dari usia 4-6 tahun," ucapnya.
Ia mengatakan, ketika anak sudah diperkenalkan handphone, maka dengan mudahnya anak-anak berselancar di media sosial. Sementara orang tuanya sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
"Alasan orang tua memberikan handphone karena sibuk dan menginginkan anak diam, untuk itu kita berikan anak kesempatan menonton YouTube atau bermain games. Padahal di sana ada iklan. Secara tidak sadar anak kita bisa melihat pornografi," paparnya.
Untuk itu, sebagai orang tua sudah sepatutnya menanamkan nilai-nilai agama dan mengajarkan anak supaya bijak menggunakan teknologi.
"Mendidik anak itu bukan hanya peran seorang ibu, melainkan ayah juga ikut berperan penting. Masing-masing harus memainkan peran yang baik bagi anak, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi terbaik," tuturnya.
Seminar ketahanan keluarga dengan tema 'Memutus Mata Rantai LGBT Menyelamatkan Generasi' yang diselenggarakan di Hotel Aston Imperial Bekasi pada Sabtu (23/2) selain menghadirkan pembicara Elly Risman, Rita Soebagio, juga mengundang Aktivis Dakwah dan Pembina Muslimat Thoriquna, Ainun Syafa'ah.
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Dakwah Islam (LPPDI) Thoriquna sendiri terus berperan dalam misi-misi kemanusiaan dan menegakkan syariat Islam. Para pegiat Thoriquna dalam membantu masyarakat juga selalu mengamalkan hadits nabi yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
Dengan kemampuan yang terbatas, kontribusi Thoriquna kepada sesama Muslim adalah bentuk ihtimam (perhatian) dan upaya menebarkan kasih sayang. Acara seminar ini akhirnya terselenggara berkat kerja sama Radio Dakta dengan LPPDI Thoriquna, Aliansi Cinta Keluarga (AILA), serta Wahana Muda Indonesia (WMI).**
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Stok Darah Menipis, Radio Dakta Gelar Donor Saat Pandemi
- Masjid di Lombok Kembali Tegak, Donasi dari Dakta Peduli
- Pandemi, Dakta Peduli Gelar Donor Darah dengan Protokol Kesehatan
- Dakta Peduli Bersama True Money Berbagi Sembako Ramadhan
- Dakta Peduli Beri Santunan ke Yatim Dhuafa
- Dakta Peduli Bersama True Money Distribusikan Bantuan kepada Mustahik
- Nutrisi untuk Pejuang Medis di Garda Terdepan
- Dakta Peduli Bagikan Paket Sembako ke Tunanetra
- Bantu Pejuang Nafkah Terdampak Pandemi Covid-19 Melalui Dakta Peduli
- Milad ke-28 Tahun, Radio Dakta Berbagi Hand Sanitazer
- 28 Tahun Radio Dakta; Bijak Berbagi Cerdas Berinformasi
- Dakta Peduli Berbagi Kebaikan Lewat Program Secanting Beras
- Peluang Bisnis Ala Influencer
- Kriteria Pemimpin dalam Perspektif Islam
- Dakta Goes To School; Kenalkan Kaula Muda pada Konvergensi Media
0 Comments