Bekasi / Kabupaten /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 23/02/2019 18:42 WIB

Peluang Kerja di Kabupaten Bekasi Terbatas, Warga Pilih Jadi TKI

Ilustrasi keberangkatan TKI
Ilustrasi keberangkatan TKI
CIKARANG, DAKTA.COM - Jumlah warga Kabupaten Bekasi yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) sejak tahun 2017 lalu berjumlah 182 orang.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang tercatat pada tahun 2013-2017, warga Kabupaten Bekasi yang menjadi TKI turun jumlahnya sejak tahun 2013  yang saat itu angkanya 261. Kemudian pada tahun 2014 menurun lagi ke angka 206, lalu tahun 2015 turun ke angka 123, tahun 2016 menurun lagi hingga angkanya 91, dan pada tahun 2017 meningkat sedikit ke angka 182.
 
Penurunan berturut-turut sejak 2013 hingga 2016 nyatanya berimbas ke tujuan negara tempat bekerja TKI asal Kabupaten Bekasi yang juga berkurang. Awalnya, negara tujuan itu mencakup hingga wilayah timur tengah seperti Oman, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, sementara pada saat ini hanya sebatas negara Taiwan, Singapura, Hongkong, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Jepang, dan Zambia yang menjadi tempat mereka bekerja.
 
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, Edy Rochyadi menyebut warga Kabupaten Bekasi yang bekerja di luar negeri kebanyakan berada di sektor informal dan formal dan mayoritas sebagai pembantu rumah tangga.
 
Jenjang pendidikan TKI asal Kabupaten Bekasi di antaranya tingkat SD sebanyak 54 orang, SMP sebanyak 66 orang, SMA sebanyak 59 orang, dan D3/S1 sebanyak 3 orang.
 
"Dinas Tenaga Kerja juga melakukan pendataan terhadap warga yang menjadi TKI, serta memfasilitasi perizinan dan persyaratan dalam bekerja di luar negeri," kata Edy di Cikarang, Jumat (22/2).
 
Menurut Edy, terdatanya warga yang memilih bekerja di luar negeri karena mereka sulit memiliki kesempatan bekerja di Kabupaten Bekasi apalagi bagi warga yang  pendidikannya hanya setingkat SD.
 
Oleh karena itu, peluang bekerja di wilayah Kabupaten Bekasi menjadi perhatian dinasnya agar seluruh warga bisa bekerja.
 
"Minimnya peluang kerja dan adanya pengangguran dikarenakan jumlah lulusan tidak sebanding dengan jumlah lowongan. Sehingga, otomatis banyak warga di usia produktif tidak bisa masuk bekerja," katanya.
 
Pihaknya juga mengarahkan lulusan tidak  hanya mengandalkan lowongan pekerjaan, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan. Untuk itu, pihaknya terus membuat pelatihan-pelatihan agar setelah lulus para pekerja ini bisa berwiraswasta.**

 

Reporter : Ardi Mahardika
Editor :
- Dilihat 940 Kali
Berita Terkait

0 Comments