Harokah Islamiyah /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 02/07/2015 10:57 WIB

BNPT Belum Tahu Bagaimana Anggota Polri Direkruit Menjadi Anggota ISIS

ISIS rebut salah satu kota di Irak   Copy
ISIS rebut salah satu kota di Irak Copy

JAKARTA_DAKTACOM: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum menemui titik terang soal kabar yang mengatakan ada anggota Polri tewas saat berjuang bersama kelompok Islamic States of Iraq and Syria atau ISIS, di Suria.

Menurut Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Inspektur Jenderal Arief Dharmawan juga belum bisa memastikan bagaimana anggota bernama Syahputra tersebut bisa bergabung dengan ISIS.

Hingga kini, Arief mengatakan "Brigadir Syahputra berangkat untuk bergabung dengan ISIS setelah menyaksikan sebuah video di dunia maya" kata Arief.

Oleh sebab itu, katanya keterkaitan kelompok atau tokoh teroris di Indonesia belum bisa dikatakan ada pengaruhnya terhadap Syahputra.

Tokoh yang dimaksud adalah Ustad Aman Abdurahman, salah satu pentolan Jemaah Islamiyah. Meski bukan seorang perekrut untuk ISIS, Aman menurut Arief adalah salah satu pendukung ISIS meski saat ini mendekam dalam penjara Nusakambangan.

"Yang jelas beliau memang salah satu tokoh teroris di Indonesia yang condong mendukung eksistensi ISIS," kata Arief Rabu malam.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, definisi perekrut ISIS tidak bisa diartikan dalam skala sempit. Menurutnya perekrut bukan berarti orang yang harus turun langsung untuk mencari rekrutan, tapi bisa juga seseorang yang menyuruh orang lain untuk menyebar informasi soal adanya perekrutan anggota ISIS di Indonesia.

"Apalagi Aman ini sekarang ada di penjara, jadi tak bisa kita artikan perekrut di skala sempit," ujarnya.


Meski begitu, Arief memiliki permintaan khusus yang ditujukan pada seluruh elemen yang mengurusi masalah terorisme. Menurutnya penegakan hukum di Indonesia harus diperketat terutama terhadap jaringan yang memiliki keterkaitan dengan ISIS.

Hal tersebut perlu dilakukan agar Indonesia tidak bernasib seperti Tunisia ataupun Kuwait yang bisa diberondong bom setiap saat karena ulah ISIS. "Jadi perlu ada upaya hukum yang lebih terhadap kelompok terorisme yang berkaitan dengan ISIS,"kata Arief.

Tekad Syahputra keluar dari Korps Bhayangkara semakin bulat setelah ia melihat video aksi brutal yang disebut dilakukan oleh tentara Suriah rezim Bashar Al Assad.

"Saat itu pula, ia menyaksikan Daulah Islamiyyah sebagai satu-satunya kekuatan paling efektif dalam melawan dan membalas kekejaman Nushairiyyah pada kaum muslimin," demikian tertulis dalam situs Azzammedia.

Syahputra tak memperdulikan isu-isu yang menyebut ISIS sebagai organisasi teror. Jihad akhirnya menjadi pilihannya dengan bergabung dengan tentara ISIS di Suriah.

Selain bergabung dengan ISIS, mantan staf humas Polres Batanghari tersebut telah berganti nama menjadi Abu Azzayn al Indunisiy. Sayangnya dalam artikel di laman tersebut, Syahputra dinyatakan gugur syahid di front pertempuran Tal Tamr, wilayah al Barakah.


Syahputra pergi ke Suriah pada Maret lalu untuk bergabung dengan ISIS. "Ia bertolak dari Indonesia menuju bumi Syam dan mengkhidmatkan dirinya menjadi pelindung kemuliaan Islam dan umatnya, dengan membai’at Amirul Mukminin dan Khalifah Muslimin Abu Bakar al Baghdadiy al Husainiy al Qurasyi -hafidzohullah wa ro’ah- dan menjadi seorang Mujahid Daulah Khilafah," demikian tertulis di Azzamedia.

Dalam tulisan tersebut juga dilengkapi foto Brigadir Syahputra saat menjadi polisi, lengkap dengan seragam dan menenteng senapan laras panjang. Di sebelah foto tersebut juga dipajang fotonya setelah bergabung dengan ISIS. Dalam foto tersebut ia mengenakan baju loreng coklat dam kain penutup kepala hitam.

Brigadir Syahputra dinyatakan telah tewas. Ia tewas dalam sebuah pertempuran di Tal Tamr wilayah Al Barakah saat melawan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Editor :
Sumber : CNN Indonesia
- Dilihat 1824 Kali
Berita Terkait

0 Comments