Senin, 21/01/2019 16:44 WIB
Fenomena Supermoon Sekaligus Gerhana Bulan Terjadi Malam Ini
JAKARTA, DAKTA.COM - Fenomena supermoon terjadi bersamaan dengan gerhana bulan total pada 19 hingga 22 Januari 2019. Fenomena alam ini memengaruhi kondisi pasang maksimum air laut di wilayah-wilayah pesisir Indonesia.
"Kalau Gerhana Bulannya tidak bisa dilihat karena terjadinya waktu siang hari di Indonesia. Tapi Supermoon jelas bisa dilihat malam Senin," kata astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, Senin (10/1).
Ia mengatakan, kemungkinan untuk Supermoon terlihat 50:50, mengingat beberapa hari belakangan lebih sering turun hujan di seluruh wilayah Indonesia.
"Saat ini puncak musim hujan, tapi ada vortex atau pusaran udara di sebelah barat Kalimantan. Itu (vortex) membuat awan hujan berkumpul di sana, sehingga Jawa khususnya bagian barat relatif sedikit hujan," ucapnya.
Ia menjelaskan dampak dari Supermoon, Bulan Purnama (istilah astronominya oposisi Bulan-Matahari) dan Bulan baru (konjungsi Bulan-Matahari) merupakan peristiwa saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada di satu garis lurus.
"Hal ini mengakibatkan Bumi mengalami resultan gaya tidal terbesar, dan yang paling terpengaruh adalah lautan," ujarnya.
Karena Supermoon, maka laut mengalami pasang naik yang maksimum sehingga dapat menyebabkan memperlambat aliran air sungai ke laut dan berpotensi ada genangan yang bisa menjadi banjir pasang.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan pasangnya air laut mulai Sabtu, (19/1). Masyarakat diimbau tak mendekati pantai pada akhir pekan ini guna mencegah jatuhnya korban.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan BMKG, peringatan dini pasang maksimum di laut berlaku pada 19-22 Januari 2019. Penyebab pasang laut karena aktivitas supermoon di mana jarak bulan menjadi amat dekat dengan bumi.
"Adanya fenomena supermoon disertai dengan bulan purnama dapat mempengaruhi kondisi pasang maksimum air laut di Indonesia," tulis keterangan resmi BMKG. **
Reporter | : | |
Editor | : |
- Wisatawan China Jatuh ke Jurang Saat Foto di Kawah Ijen, Menparekraf Beri Imbauan Tegas
- Usai Putusan MK, Istana akan Siapkan Proses Transisi ke Prabowo-Gibran
- 23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit
- MK Tolak Gugatan Pilpres yang Diajukan Ganjar-Mahfud
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
0 Comments