Curah Hujan Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Cisolok Waspada Longsor Susulan
SUKABUMI, DAKTA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat untuk waspada terhadap potensi kemungkinan longsoran susulan, menyusul masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
“Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, Jum’at (11/1).
Turut hadir bersama Dwikorita, Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani.
Dwikorita mengungkapkan, PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrim kepada BPBD setempat. Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.
“Dalam peta tersebut, wilayah ini (Cisolok-red) termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,” imbuhnya.
Dwikorita juga menghimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga. Namun sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung. Menurutnya relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani melalukan penanaman tanaman vetifer (akar wangi). Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, mempertahankan kelembaban tanah dan memerangkap sedimen serta zat-zat kimia pertanian.
Seperti diketahui, bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat, dan 3 orang cedera. (*)
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Rilis Humas BMKG |
- Wisatawan China Jatuh ke Jurang Saat Foto di Kawah Ijen, Menparekraf Beri Imbauan Tegas
- Usai Putusan MK, Istana akan Siapkan Proses Transisi ke Prabowo-Gibran
- 23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit
- MK Tolak Gugatan Pilpres yang Diajukan Ganjar-Mahfud
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
0 Comments