Kaleidoskop 2018 /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 02/01/2019 08:50 WIB

Kaleidoskop 2018: Duka Indonesia

Salah satu masjidi di Kota Palu, yang rusak akibat gempa dan tsunami
Salah satu masjidi di Kota Palu, yang rusak akibat gempa dan tsunami
DAKTA.COM - Bencana alam turut mewarnai tahun 2018 ini, tidak tanggung-tanggung, bencana menerjang hingga menewaskan puluhan hingga ratusan jiwa dan masih banyak korban yang belum ditemukan. Peristiwa bencana di tahun ini juga ada yang datang secara tiba-tiba hingga fenomena yang jarang terjadi, yakni likuikfaksi. Berikut rangkuman bencana alam yang membuat duka bangsa Indonesia.
 
1. Tanah Longsor di Brebes
 
Pada 23 Februari 2018, bencana tanah longsor meninpa petani di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bencana longsor ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 15 orang dinyatakan hilang, dan 14 orang luk-luka.
 
Luas longsor mencapai 16,8 hektar dengan panjang dari mahkota longsoran sampai titik terakhir sekitar 1 kilometer.
 
2. Gempa 6,4 SR Mengguncang Lombok
 
Rangakaian Gempa bumi mengguncang Lombok, setelah sebuah gempa darat berkekuatan 6,4 S.R. yang melanda Pulau Lombok, Indonesia pada Sabtu, 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA. 
 
Bangunan yang rusak akibat gempa di Desa Mentigi Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.
 
Gempa kembali mengguncang, dengan kekuatan yang lebih besar 7,0 Skala Richter pada Ahad 5 Agustus 2018 malam, dirasakan hingga ke Bali dan Jawa Timur.
 
Korban jiwa akibat gempa Lombok mencapai 564 orang berasarkan data yang diterima dari Posko Penanggungan Darurat Bencana (PDB) Provinsi Nusa Tenggara Barat. 
 
Menurut BNPB, kerusakan rumah sebanyak 83.392 unit dan 32.129 rumah rusak sudah terverifikasi. Dari yang telah terverifikasi, 16.231 rumah mengalami rusak berat dan sisanya rusak sedang dan ringan.
 
3. Gempa Bumi dan Tsunami Disertai Likuefaksi Menerjang Palu
 
Gempa bumi sebesar 7,4 SR melanda Kota Palu dan Donggala Sulawesi Tengah pada pukul 17.02. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa itu berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya mencapai 2.113 orang.
 
Sedangkan korban luka-luka akibat gempa dan tsunami Palu mencapai 4.612 orang. Selain itu masih ada sebanyak 1.309 orang hilang dan 223.751 orang mengungsi.
 
Perumahan Balaroa Palu Barat mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa dan tsunami
 
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tsunami yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah ketinggiannya bervariasi. 
 
Titik tertinggi tsunami tercatat 11,3 meter, terjadi di Desa Tondo, Palu Timur, Kota Palu. Sedangkan titik terendah tsunami tercatat 2,2 meter, terjadi di Desa Mapaga, Kabupaten Donggala. Baik di titik tertinggi maupun titik terendah, tsunami menerjang pantai, menghantam permukiman, hingga gedung-gedung dan fasilitas umum. 
 
Setelah gempa dan tsunami melanda, ada fenomena lain yang terjadi, yaitu likuefaksi. Likuefaksi berlangsung pada tanah berpasir yang mudah terendam air, seperti tanah di Kota Palu yang dekat dengan laut. 
 
Guncangan yang ditimbulkan gempa menyebabkan tanah kehilangan ikatan sehingga melarut seperti air dan mengalir, membawa bangunan dan kendaraan di atasnya ikut serta. Di perumahan Balaroa, Kota Palu, sekitar 1.700 rumah tertelan bumi setelah gempa menyebabkan tanah menjadi cair, sebut Badan SAR Nasional. Ratusan hingga ribuan oran diyakini terkubur.
 
4. Duka Lion Air JT-610
 
Dirgantara Indonesia kembali berduka, Lion Air JT 610 dengan nomor registrasi PK-LQP jatuh di perairan karawang jawa barat. Pesawat ini berangkat dari bandara international soekarno hatta menuju bandar udara Depati amir atau Cengkareng Jakarta - pangkal pinang (CGK-PGK). 
 
Puing-puing Pesawat Lion Air JT-610
 
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari air traffic control (ATC) Pesawat type B737-Max tersebut sebelumnya hilang kontak pukul 06.50, atau 30 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB.
 
Data manifes yang ada menunjukkan jumlah korban kecelakaan pesawat ini sebanyak 189 orang, termasuk anak-anak, bayi dan awak kabin. Bahkan ada banyak pejabat daerah yang juga tergabung dalam penerbangan Jakarta-pangkal pinang pada saat hendak melaksanakan tugasnya.
 
5. Longsor di Sukabumi
 
Tahun 2018 ditutup dengan duka bencana alam berupa longsor yang menimpa Dusun Cimapag, Kampung Garehong, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12).
 
Longsor menimpa 34 rumah yang dihuni oleh 32 kepala keluarga (KK), terdiri dari 101 jiwa.
 
Data sementara hingga Selasa (1/1/19), BPBD mencatat ada 63 orang berhasil selamat, tiga orang luka-luka, 11 korban meninggal dunia, dan 24 orang lainnya masih dalam pencarian. **
 
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 990 Kali
Berita Terkait

0 Comments