Nasional /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 25/12/2018 14:19 WIB

BNPB: Total 429 Korban Jiwa pada Tsunami Selat Sunda

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwonugroho dalam konferensi pers tsunami Selat Sunda
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwonugroho dalam konferensi pers tsunami Selat Sunda

JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total korban dalam peristiwa tsunami di kawasan Banten dan Lampung, yakni 429 meninggal dunia 1.485 luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 mengungsi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwonugroho dalam konferensi persnya pada Selasa (25/12).

"Sementara itu jumlah kerusakan sebanyak 882 unit rumah, 73 penginapan, 60 warung, 434 perahu dan kapal rusak. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah," ungkap Sutopo.

Sutopo menjelaskan, diantara seluruh daerah, Kabupaten Pandeglang adalah wilayah yang paling terdampak dari gelombang tsunami tersebut di mana sebanyak 290 korban jiwa, 1.143 luka-luka, dan 77 orang hilang. Pemerintah daerah setempat juga menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari hingga 4 Januari 2019.

"Di Kabupaten Pandeglang ini, tim mengalami kesulitan akses di Kecamatan Sumur. Dari tujuh desa, baru desa Tamanjaya yang berhasil dijangkau, sementara enam lainnya masih belum mendapatkan bantuan," imbuhnya.

Sementara itu, menurut Sutopo tinggi tsunami yang melanda daerah Banten bervariasi, tinggi gelombang tsunami di kawasan Anyer mencapai 2 hingga 2,5 meter, sementara di kawasan Tanjung Lesung tinggi gelombang mencapai lebih dari 5 meter.

"Tidak ada peringatan dini tsunami yang dibangkitkan dari longsoran air laut dan erupsi Gunung Berapi, saat ini kami hanya punya peringatan dini tsunami akibat gempa tektonik," terang Sutopo.


Sutopo menambahkan, status Gunung Anak Krakatau ditetapkan berada pada level Waspada tingkat 2, karena masih erupsi lava pijar dan abu vulkanik.

"Pihak PVMBG menyatakan radius 2 km dari kawah dinyatakan berbahaya, tidak boleh ada yang mendekat dalam radius itu. Namun erupsi ini tidak mengganggu aktivitas pelayaran dan penerbangan di Selat Sunda," tutupnya. **

Reporter :
Editor :
- Dilihat 1289 Kali
Berita Terkait

0 Comments