Jum'at, 12/10/2018 14:24 WIB
Badan Geologi Akan Petakan Daerah Rawan Likuifaksi
JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Geologi akan memetakan daerah-daerah yang rawan mengalami likuifaksi supaya fenomena yang membuat area di Palu dan Sigi amblas setelah gempa 28 September tidak berulang.
"Menurut laporan yang saya terima dari Badan Geologi, daerah ini dahulunya adalah swamp (rawa-rawa) sehingga memungkinkan rawan terhadap terjadinya likuifaksi. Untuk menghindari agar tidak terjadi hal sama, Badan Geologi akan memetakan wilayah-wilayah yang rawan terjadinya likuifaksi," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, yang meninjau lokasi terjadi bencana likuifaksi, dalam siaran pers kementerian pada Jumat (12/10).
Badan Geologi merekomendasikan dua dari tiga daerah yang mengalami likuifaksi di Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah, tidak lagi digunakan untuk permukiman. Kelurahan Petobo dan area Balaroa di Palu yang mengalami likuifaksi masif menurut Badan Geologi tidak layak untuk hunian. Sementara Jono Oge di Kabupaten Sigi dinilai tidak masif likuifaksinya.
"Informasi dari Pemerintah Daerah, bahwa wilayah yang terkena bencana likuifaksi tidak akan dihuni dan akan dijadikan semacam memorial park, karena dua wilayah ini sudah tidak stabil lagi untuk didirikan bangunan dan dua wilayah ini berdasarkan Peta Likufaksi tahun 2012 merupakan wilayah dengan potensi terjadinya likuifaksi tertinggi," kata Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar.
Informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan Pemerintah Sulawesi Tengah berencana membangun Monumen Bencana Likuifaksi di Kelurahan Petobo dan Balaroa.
Monumen itu rencananya berupa ruang terbuka hijau sesuai rekomendasi Badan Geologi agar rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa di Sulawesi Tengah mengacu pada Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi, Peta KRB Tsunami dan Peta Potensi Likuifaksi.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tengah, Yanmart Nainggolan mengatakan pemerintah daerah akan membuat peta tata ruang sesuai rekomendasi Badan Geologi.
"Saat ini kita sedang menunggu hasil kerja dari tim Badan Geologi yang sedang memetakan lokasi-lokasi mana yang stabil, mana yang tidak. Hasil kerja Badan Geologi tersebut akan dimasukkan dalam Peta Tata Ruang yang menjadi pedoman dalam melaksanakan tata ruang mana lokasi red area, yellow area, dan lokasi green area," katanya. **
Editor | : | |
Sumber | : | antaranews.com |
- Jambore Pramuka Muslim Dunia Pertama di Indonesia Siap Digelar, 15 Ribu Peserta dari 16 Negara Diharapkan Tebar Pesan Perdamaian
- Fajar Sadboy Mengajari Para Elit Negeri Turunkan Saya
- MENUNGGU JAWABAN PEMERINTAH ATAS TUNTUTAN AKSI MASSA
- Jusuf Kalla: Mari Semua Menahan Diri dan Menjaga Situasi Bangsa Ini
- Dinas Pariwisata Ungkap Strategi Jitu Gaet Wisatawan Dengan Kekayaan Budaya dan Sejarah di Kota Bekasi
- Saluran Tersumbat Sebabkan Jalan Rusak di Mekarsari, DBMSDA Kota Bekasi Janjikan Perbaikan Akhir Tahun
- 18 Tahun Alfamidi : Melayani dan Bertumbuh Bersama Masyarakat
- Direktur PT Mitra Patriot Kota Bekasi, David.H Buktikan Janjinya, Tiga Pekan Sudah Punya Kantor Baru
- SERANGAN TERHADAP PERS ADALAH SERANGAN TERHADAP KEBENARAN
- Kormi Kota Bekasi Sumbang Medali Terbanyak Ketiga untuk Kontingen Jabar di FORNAS VIII NTB 2025
- Seperti Bangli, Reklame Bodong di Kota Bekasi Pekan Depan Akan di Bongkar
- Dipastikan Alfamidi Setra Pulen Berkualitas
- Capaian Positif Migas Kota Bekasi, Dari Balik Modal Hingga Ekspansi ke Luar Daerah
- Sidang Paripurna PRSSNI Jabar Dorong Optimisme Radio di Era Digital
- Kampung Merdeka Alfamidi Medan Diresmikan, Kenalkan Pengelolaan Sampah Lewat Budidaya Maggot
0 Comments