Rabu, 10/10/2018 10:49 WIB
Bayi Pengungsi Pertama Lahir di RS Lapangan BSMI
SIGI, DAKTA.COM - Bayi perempuan lahir dengan selamat di RS Lapangan BSMI, Sigi, Sulawesi Tengah, pada Rabu (10/10) dini hari pukul 01.35 WITA. Ibu sang bayi, Dorti (40 tahun) adalah pengungsi di Desa Jono Oge, Biromaru. Ia melahirkan bayi pertama di fasilitas RS Lapangan BSMI secara normal.
Bidan Aida yang membantu proses persalinan mengatakan, pasien datang dirujuk dari Puskesmas Biromaru sekitar pukul 21.00 WIB. Ia dirujuk karena keterbatasan alat dan fasilitas di puskesmas usai dihantam gempa besar beberapa waktu lalu.
"Saat dibawa kondisi sudah pembukaan enam. Kita tunggu sampai tengah malam sudah pembukaan lengkap tapi bayi belum mau turun. Ternyata ada lilitan tali pusar di lehernya. Alhamdulillah saat pembukaan sepuluh, bayi lahir sehat dan selamat begitu juga dengan sang ibu," papar Aida dari RS Lapangan BSMI di Sigi, Rabu (10/10).
Aida menuturkan, sang ibu sempat meminta pulang ke rumah saat proses melahirkan. Alasannya ia tidak pernah dibantu melahirkan oleh tenaga medis. Sang pasien mengaku ingin melahirkan di rumah dengan bantuan dukun anak.
"Kita yakinkan jika fasilitas disini lengkap untuk melahirkan. Ini pengalaman pertama sang ibu melahirkan dibantu tenaga medis. Empat kelahiran sebelumnya selalu dengan dukun anak dan dua di antara calon bayi sebelumnya mengalami keguguran. Jadi kami tenangkan agar proses persalinan lancar," ungkap Aida.
Aida menerangkan saat ini kondisi ibu dan anaknya stabil dan menjalani proses pemulihan di RS Lapangan. Sesaat usai melahirkan bidan juga melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bagi Dorti dan anaknya. Dorti yang diantar suaminya mengucapkan terima kasih atas pertolongan proses kelahiran anaknya.
"Saya juga minta maaf ke teman-teman bidan karena ini pengalaman pertama saya melahirkan dengan bidan," ucap Dorti.
Sekretaris Jenderal BSMI Muhammad Rudi menerangkan, fasilitas untuk melahirkan di RS BSMI terbilang lengkap. Mulai dari tenaga bidan, obat-obatan, dan ruang perawatan.
"Termasuk logistik bagi pasien sudah siap," ujar Rudi.
Rudi menerangkan RS Lapangan BSMI sudah didatangi para pengungsi yang berobat. Mayoritas pengungsi menderita ISPA, alergi, pusing-pusing, diare, demam, trauma fisik, luka-luka, dan insomnia.
"Kita juga menemukan ada pasien patah tulang dari hasil mobile clinc tapi trauma kalau dibawa ke RS. Persis seperti di Lombok. Saat diterangkan RS bentuknya tenda baru mau diperiksa," pungkas Rudi. **
Editor | : | Asiyah Afifah |
Sumber | : | Rilis BSMI |
- BPOM Perkenalkan Layanan Kendali Obat dan Pangan Online
- Dinkes: 18 Warga Jabar Meninggal Akibat DBD
- Waspadai Virus DBD Hingga Maret 2019
- Wabah DBD, Anies Minta Warga Kooperatif
- Ini Dia 7 Cara Hindari Sakit Tenggorokan
- Sering Terpapar Suara Bising, Waspada Radang Telinga!
- Fogging Bukan Solusi Cegah DBD
- Jangan Anggap Remeh Saraf Kejepit
- Tiga Warga Rawalumbu Terjangkit Demam Berdarah
- Puskesmas Karang Kitri Belum Terima Laporan Terkait DBD
- Waspadai Nyamuk DBD Mudah Menyerang
- KJRI Penang: Ustadz Arifin Ilham bisa Pulang dari RS
- Dinkes Kabupaten Bekasi Sebut Banyak Jajanan Sekolah Berbahaya
- Kisruh BPJS, Kemenkes Jamin Pelayanan Berjalan Normal
- Sering Hujan, Peningkatan Kasus Suspek DBD Terjadi di 22 Provinsi
0 Comments