Nasional /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 03/10/2018 14:20 WIB

Abu Rasya : TNI dan POLRI Hadir, Penjarahan Usai

abu rasya
abu rasya

PALU SULTENG, DAKTA.COM – Abu Rasya Ketua Al Ikhwan Foundation mengatakan pasca bencana gempa dan tsunami, situasi semakin kondusif bantuan dari berbagai pihak sudah bisa dinikmati dan  dirasakan oleh para pengungsi di Palu, donggala Sulawesi tengah.

 

“Bantuan dari berbagai pihak, sebelumnya kita dengar kabarnya di jarah/rampok warga setempat, saat ini insyaaALLAH suasana kondusif” Abu rasya pada Dakta Rabu (3/10)

 

Menurutnya, bantuan dari jalur laut, udara dan darat sudah diamankan oleh pihak Polri dan TNI.

 

Tim sudah berada 3 hari berada di Palu Sulawesi tengah ini, kami juga telah mendata kebutuhan masyarakat. Relawan al ikhwan foundation, berangat dari makasar sebenarnya memiliki banyak bantuan logistik namun belum bisa di distribusikan semua harus bertahap untuk membawanya.

 

Abu rasya mengatakan, satu pesawat Hercules dan TNI 236 membatasi logistik yang diangkut, disebabkan pesawat tersebut juga membawa para relawan dan warga yang ingin mengetahui keberadaan saudaranya yang terdampak gempa dan tsunami disini.

 

Al ikhwan foundation diketahui ada 8 personil yang diterjunkan ke lokasi bencana, dan saat ini membuka basecamp di korem 132 dulako kota palu.

 

Korem 132 TNI adalah tempat pusat informasi yang menjadi acuan informasi  untuk menyebar info akurat gempa palu dan tsunami yang ada.

 

Abu Rasya mengatakan gempa susulan hampir setiap saat terjadi, namun untuk  intensitas tergolong rendah dibawah 3,0 SR.

 

“Warga dihimbau ketika malam hari agar kembali ke pengungsian, untuk antisipasi gempa susulan” ujarnya.

 

Pada siang hari, warga palu dibolehkan kembali ke rumah masing-masing, untuk mengecek rumah dan barang-barang mereka, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, serta melakukan kegiatan bersih-bersih, Menurut Abu rasya di lokasi pengungsian fasilitas air sangat terbatas dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan puluhan ribu warga .

 

“pencurian disini potensinya sangat besar, mereka bercerita rumah yang ditinggalkan banyak yang kehilangan harta bendanya” ungkap Abu Rasya

 

Tingkat kriminalitas memang tinggi, seperti penjarahan, kemalingan, pengambilan barang yang bukan miliknya. Saat ini objek—objek vital seperti Bank, ATM, kantor-kantor, minimarket dan Pom bensin (SPBU) pun dijaga ketat oleh personil TNI Polri

 

Pihak keamanan disini, Polri dan TNI membolehkan warga untuk melihat dan mengontrol ke rumah masing-masing ada siang hari. Namun dihimbau malam hari kembali ke pengungsian yang telah ditetapkan, agar koordinasi berjalan mudah sehingga apabila terjadi gempa susulan lebih mudah untuk proses evakuasi dan mengamankannya.

 

Warga korban gempa bumi dan tsunami malam hari harus berada di tenda pengungsian mulai ba’da maghrib pukul 18.00-06.00 wita, sedangkan siang hari  boleh melakukan kegiatan MCK untuk bersih-bersih di rumah mereka.

 

Tim Al ikhwan Foundation  dipusatkan di korem 132, sedangkan untuk aktivitas relawan membantu pembagian logistik, obat-obatan dan lainnya hampir seluruh wilayah Palu di telusuri.

 

Pusat informasi menyampaikan bahwa evakuasi jenazah masih terus dilakukan hingga saat ini, banyak lokasi yang belum tersentuh untuk dilakukan evakuasi jenazah. Sehingga masyarakat diminta bersabar menunggu hasil evakuasi tim penanggulangan bencana.

 

Saat ini pengungsi masih membutuhkan banyak hal diantaranya, makanan cepat saji, selimut, popok bayi, BBM, kebutuhan pribadi lainnya seperti alat-alat untuk mandi.

 

Akses untuk melakukan pembelian barang-barang kota ini lumpuh total, uang saku tidak berlaku di kota Palu, karena warung dan toko tidak ada yang buka, sehingga relawan dan korban terdampak bencana hanya mengandalkan bantuan dari luar yang jumlahnya sangat terbatas.

 

Jika memang harus membeli untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, menuju posko lainnya menurut warga setempat harus menempuh jarak 8 jam perjalanan. Sehingga tidak mungkin menuju kesana dan operasional relawan juga petugas yang menangani musibah ini seperti penggunaan BBM ditentukan pemerintah dan dibatasi.

 

“bahkan untuk membeli BBM di SPBU pun antriannya  mengular panjang sekali, harus antri” Pungkasnya.**

Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 470 Kali
Berita Terkait

0 Comments