Bekasi /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 18/09/2018 10:42 WIB

RSUD Bekasi Terbantu Suntikan Anggaran KS di Tengah Devisit BPJS

Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi
Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi
BEKASI, DAKTA.COM -  Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan masih mencatatkan defisit arus kas yang besar. Dalam rapat kerja bersama tentang Bailout BPJS Kesehatan, Senin (17/9) BPJS Kesehatan mencatatkan defisit arus kas rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) 2018 sebesar Rp16,5 triliun. 
 
Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi mengatakan defisit BPJS Kesehatan sebesar Rp 16,5 triliun berdampak pada pelayanan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
 
"Lambatnya pembayaran BPJS Kesehatan ke RSUD berdampak pada proses keuangan, sementara kita harus membayar obat-obatan, karyawan, dan kebutuhan operasional lainnya," katanya saat dihubungi Radio Dakta, Selasa (18/9).
 
Menurutnya, apabila BPJS Kesehatan telat membayar anggaran kepada rumah sakit di seluruh Indonesia akan berdampak pada pelayanan kesehatan masyarakat. "Ini merupakan tanggung jawab negara, pengelola rumah sakit berharap BPJS segera membayar kepada kita semua," ujarnya.
 
Walaupun demikian, ia menyampaikan, RSUD Kota Bekasi cukup terbantu ketika pemerintah daerah membayar anggaran Kartu Sehat (KS). "Bulan kemarin RSUD mendapat suntikan dari Pemkot Bekasi dalam rangka KS ini. Itu cukup mengobati, tetapi tidak bermakna kalau sampai bulan depan BPJS belum membayar," ucapnya.
 
Lebih lanjut, ia menuturkan akan tetap menerima pasien peserta BPJS Kesehatan. Menurutnya masyarakat tidak boleh dibebankan atas persoalan ini, karena mereka membayar pajak dan iuaran per bulan.
 
"Kami berusaha semangat melayani masyarakat, karena tidak mungkin mereka datang tidak kita terima. Jika bulan depan BPJS Kesehatan belum membayar juga kita harus berpikir bagaimana menyiasatinya agar pelayanan tetap berjalan dengan baik," tuturnya. **
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 1104 Kali
Berita Terkait

0 Comments