Baca Basmalah Dan Niat Ikhlas
Agar Pekerjaan Bernilai Ibadah
Suasana hari pertama puasa ramadhan terasa tenang. Jalan-jalan tak seperti biasanya yang ditandai dengan kemacetan. Tapi kali ini meski ramai, tapi tak ada kemacetan. Hal ini bisa jadi karena seperti biasanya pada hari pertama puasa, jam masuk kantor Pegawai Negeri Sipil ( PNS), lebih siang.
Ketenangan itu adalah salah satu sisi yang dapat kita rasakan pada hari pertama puasa. Sesungguhnya yang lebih penting adalah bagaimana kita mengisi ramadhan agar setiap hari menjadi bermakna ibadah. Apapun pekerjaan yang kita lakukan dapat bernilai ibadah kepada Allah.
Agar pekerjaan bernilai ibadah, kita harus mendahului setiap pekerjaan dengan membaca basmalah. Artinya tak ada pekerjaan yang kita lakukan kecuali dengan menyebut nama Allah. Kita berharap setiap pekerjaan yang kita lakukan dinilai Allah sebagai amal kebaikan, itu yang pertama.
Yang kedua, niat. Setelah berserah diri kepada Allah dengan membaca basmalah, kita fokus untuk meniatkan bahwa apapun pekerjaan yang kita lakukan diniatkan karena Allah.
"Sesungguhnya semua amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi tiap-tiap orang sesuai dengan apa yang ia niatkan..." ( HR.Bukhari dan Muslim).
Jika Anda seorang profesional sedang menekuni penelitian, niatkan penelitian itu karena Allah agar dapat bermanfaat untuk orang banyak. Bukankah sebaik-baik manusia adalah orang bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu nilai setiap pekerjaan sangat ditentukan niat.
Bahkan untuk ibadah puasa, harus dilandasi dengan niat. Bahkan tak ada puasa tanpa niat sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmizi.
"Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya" ( HR: Ahmad dan At Tirmizi).
Jika Anda seorang staf yang melayani niatkanlah pekerjaan itu karena Allah dan berikanlah pelayanan terbaik sehingga pekerjaan Anda bernilai ibadah.
Insya Allah, dengan berserah diri kepada Allah dan dengan niat ikhlas kepada Allah kita dapat melaksanakan pekerjaan di ramadhan bernilai ibadah. Sehingga, ramadhan ini lebih bermakna dan lebih bernilai disisi Allah. Amin.
Editor | : | |
Sumber | : | Ulil Albab |
- Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi
- Geliat Ekonomi Bekasi di Tengah Pandemi Covid-19
- Rintihan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi
- Masih Efektifkah Sistem Zonasi Covid-19 di Bekasi?
- Wabah Virus Corona, Haruskah Disyukuri?
- Bekasi Siapa Gubernurnya?
- Ancaman Transgender, Haruskah Kita Diam?
- Kenapa Bekasi Tenggelam?
- Nasib Bekasi : Gabung Jakarta Tenggara atau Bogor Raya?
- Air Bersih atau Air Kotor?
- Agustus Bulan Merdeka Bagi Sebagian Rakyat Indonesia (1)
- Refleksi Emas Kampung Buni di Tengah Gelar Kota Industri
- Apa Kata Netizen: Catatan Mudik 2019 Si Obat Rindu Masyarakat +62
- Diksi Kafir dalam Polemik
- Ironis, Kasus Nuril Tunjukkan Kebobrokan Hukum
0 Comments