#PeduliUmat
HRS Centre, Tegakkan Syariat Islam
BEKASI, DAKTA.COM – Sejumlah Tokoh besar menghadiri Launching Lembaga Kajian Habib Rizieq Shihab (HRS) Centre di Hotel Balairung, Jakarta Sabtu (18/8).
Pembina HRS Centre Sylviani Abdul Hamid mengatakan, Lembaga ini hadir untuk memberi manfaat bagi umat.
“Saya harap hadirnya lembaga ini, tidak hanya sekedar ceremonial, tetapi langsung bisa bekerja, dan segera melaksanakan visi dan misi yang telah disepakati yakni menegakkan syariat islam” ungkap Sylvi
Pembina lainnya, Nasrulloh Nasution mengatakan, untuk mencapai kesepakatan pencantuman nama Tokoh besar umat muslim Habib Rizieq Shihab dalam lembaga kajian ini, ada beberapa hal yang didiskusikan antara habib dengan para penggagas.
“Latar belakang dan semangat pendirian HRS centre ini, berawal dari pemikiran yang sama terhadap persoalan bangsa, yang dirasa terus berulang” ungkapnya.
Nasrulloh mengatakan, dengan semangat yang sama antara penggagas dan Habib Rizieq, perlu adanya kerja nyata dalam pelaksanan tataran dunia hukum, dan politik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menanggapi pernyataan Habib Rizieq Shihab melalui sambungan telepon dari Makkah Al mukarromah, bahwa ayat suci al quran selalu berada diatas ayat konstitusi, nasrulloh mengatakan, yang dimaksud adalah kita sudah beragama, kehadiran bangsa ini karena adanya agama.
“Ayat quran menjelaskan tentang bagaimana kita kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebelum negara ini berdiri, kita telah disatukan oleh agama, dalam hal ini agama islam” jelasnya
Kemerdekaan bangsa ini tidak terlepas dari peran para ulama dan santri, sehingga semangat untuk mewujudkan hidup berbangsa dan bernegara adalah sebagai tanggung jawab semua unsur negeri ini.
Nasrulloh menegaskan, HRS Centre hadir mencermati dan menyoroti berbagai hal. Apabila bangsa ini sudah semakin jauh dari kaidah kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pihaknya wajib mengingatkan dengan memberikan ide dan gagasan-gagasan.
“Melalui HRS Centre kita akan memperbaiki system yang ada atau memperbaiki permasalahan yang ada pada bangsa ini” ujarnya.
Ketika ditanya kapan kajian strategis ini dimulai, ia menjelaskan kajian kecil sering dilakukan.
“Secara prinsip sudah dimulai, seperti hari ini sebagai bentuk stimulus diadakan seminar interaktif dengan tema Penerapan nilai syariat islam dalam system hukum nasional secara legal konstitutional” jelasnya
Nasrulloh mengungkapkan, bahkan kelanjutan dari kajian Ijtima ulama yang telah dilakukan teman-teman Ulama dari GNPF beberapa waktu lalu, akan menjadi salah satu bahasan kajian berikutnya, dimana konteks hidup berbangsa dan bernegara, lalu bagaimana konsep syariat islam bisa diterapkan di Indonesia.
Nasrulloh berharap, Lembaga HRS Centre ini bisa menjadi solusi alternatif dalam sisi pemikiran dan gerakan, sebagai sumbangsih anak bangsa untuk bangsa dan negaranya.
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
0 Comments