Internasional /
Follow daktacom Like Like
Senin, 20/08/2018 09:12 WIB

Warga Gaza Ikut Rayakan Kemerdekaan HUT RI ke-73 Tahun

Kemeriahan peringatan HUT RI ke-73 di Gaza, Palestina
Kemeriahan peringatan HUT RI ke-73 di Gaza, Palestina
GAZA, DAKTA.COM - Setiap  tahun masyarakat Indonesia seantero nusantara tidak pernah absen untuk memperingati hari yang sangat bersejarah, yaitu Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. 
 
Rakyat Indonesia yang kini berjumlah tak kurang dari 280 juta jiwa telah lama hidup bersuku-suku dengan 17 ribu pulau, beraneka ragam budaya, serta adat istiadat. Mereka bersatu selama 350 tahun melawan penjajah. Ratusan bahkan ribuan pahlawan dari berbagai pulau mengorbankan jiwa dan raga untuk meraih kemerdekaan.
 
Kini kita telah merdeka dari penjajah, dan kita sedang menikmati hasil jerih payah dari para pejuang kemerdekaan tersebut. Maka sudah menjadi kewajiban kita semua untuk mempertahankan kemerdekaan ini, dan mengisinya dengan prestasi yang terbaik untuk bangsa dan negara.
 
Sudah jamak diketahui bahwa meraih kemerdekaan dari penjajah, adalah mimpi semua bangsa di muka bumi ini. Tak terkecuali dengan bangsa Palestina yang sudah puluhan tahun dijajah dan ditindas oleh Zionis Israel. Mereka bermpimpi untuk hidup merdeka dan menjalani kehidupan yang normal layaknya bangsa-bangsa lain di dunia. 
 
Kita bangsa Indonesia sudah selayaknya terus berada di garda terdepan untuk terus mendorong dan membantu rakyat Palestina untuk mewujudkan mimpi kemerdekaan mereka.
 
Hal ini tentu saja tidak berlebihan sebab inilah amanah konstitusi kita yang sangat jelas tercantum dalam pembukaan UUD. 45 yang berbunyi "Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan." 
 
Kalimat diatas harus terus didengungkan dengan lantang di manapun kita berada, di belahan bumi mana pun kita berpijak.
 
Bahkan sejatinya kita bangsa Indonesia telah berhutang budi kepada rakyat Palestina yang telah menjadi Negara pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pasca diproklamirkannya.
 
Namun apa yang terjadi hingga hari ini? Rakyat Palestina yang terletak di Jazirah Arab ini, diapit oleh negara Jordania dan Negara Mesir, dibatasi oleh Pantai Mediterania lepas pantai Cyprus Yunani, sesungguhnya masih berada dalam penjajahan keji Zionis Israel. Mereka datang secara  secara ilegal, merampas lahan milik rakyat Palestina, menggusur dan menghancurkan rumah rakyat Palestina. Bangsa Yahudi ini secara paksa mengusir rakyat Palestina dari kampong halaman sendiri.
 
Hingga hari ini penjajahan itu masih berlanjut bahkan semakin menjadi-jadi. Setiap saat  tidak sedikit dari rakyat Palestina  meregang nyawa khususnya mereka yang tinggal di perbatasan atau di wilayah-wilayah teretnu karena terkena tembakan peluru tajam dan roket-roket Israel.
 
Rakyat Palestina yang berjumlah 12,7 juta jiwa ini tersebar diseluruh belahan dengan prosentasi 6,4 juta tinggal dinegara Palestina dan 6,3 juta jiwa mereka yang hidup diluar negara Palestina termasuk di Indonesia yang mana warga Palestina tidak mudah bepergian kenegara lain karena selalu dipersulit jika berada di bandara diseluruh dunia.
 
Itu hanyalah gambaran sederhana, tetapi sejatinya mereka hidup dalam kesengsaraan yang berkepanjangan. Mereka dilumpuhkan secara ekonomi, di mana semua akses baik laut, darat dan udara, diblokade penuh oleh Zionis Israel. Hal itu berdampak pada angka kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat dari waktu ke waktu, bahkan menjadi tertinggi di dunia.
 
Ide  Awal Pelaksanaan Upacara Bendera HUT RI di Jalur Gaza:
 
Ide ini muncul, bisa dikatakan baru di saat Indonesia benar-benar menunjukkan keseriusan kepada dunia terkait loyalitas dalam memberikan dukungan kemerdekaan bagi Palestina. Mulai dari  pemerintah, lembaga swasta, NGO di tanah air hingga rakyat Indonesia secara umum.
 
 
Dengan adanya dukungan yang muncul dari Indonesia tersebut, tentu mendapat perhatian dan penilaian tersendiri dari rakyat Palestina. Mereka pun mulai tertarik mempelajari letak geografis Indonesia, jumlah penduduknya, jumlah pulau, ragam bahas dan budaya yang dimiliki Indonesia. Tidak hanya mempelajari namun mereka mulai menghapal dengan baik satu demi satu segala hal yang terkait dengan Indonesia.
 
Suatu ketika, mereka ditanya perihal pengetahuan tentang Indonesia maka nampak jelas dari jawaban mereka betapa Indonesia tidak asing lagi di hadapan mereka.
 
Jika kita melontarkan pertanyaan kepada remaja di Palestina khususnya di Jalur Gaza, “Apa nama negara dengan  jumlah Muslim tebesar di dunia?” Jawaban mereka;  “Indonesia.”
 
Jika bertanya kepada golongan dewasa atau  orang tua,  termasuk kakek-kakek di Palestina, “Siapa nama presiden Indonesia yang pernah ke Jalur Gaza dan memberikan dukungan kemerdekaan Palestina? Jawabnya, “Soekarno.”
 
“Indomie berasal dari negara mana?” … “ Indonesia”
 
Negara Muslim yang bukan negara Arab yang paling semangat bela Palestina? Jawabnya, “Indonesia”
 
Nama Indonesia semakin tidak asing karena di Jalur Gaza sendiri  terdapat rumah sakit yang dibangun atas swadaya masyarakat Indonesia, bernama “Rumah Sakit Indonesia.”
 
Karena itu, mulai tahun 2010 saat saya mulai bertugas di Jalur  Gaza, saya sering cerita kepada sahabat saya di Gaza bahwa setiap tahun, Indonesia selalu mengadakan HUT Kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, mulailah setiap HUT RI pelan-pelan mereka memberikan dukungan dengan membentangkan spanduk bertulisan: Aniversary Indonesia Indepedence Day, Selamat Hari Ulang Tahun Indonesia, sebagai solidaritas rakyat Palestina untuk negara Indonesia.
 
Pada tahun 2016, saya bertukar pikiran dengan staf dan sahabat saya di Gaza tentang perayaan HUT RI, bagaimana jika kita adakan perayaan sederhana yaitu, undang pasukan paskibraka, undang orang terdekat, santri, anak yatim, janda, dan lain-lain,  agar hadir dalam acara tersebut? Mereka menjawab bahwa hal tersebut merupakan ide yang baik. Maka tidak lama kemudian, saya dan tim mencoba mewujudkannya.
 
Pada  HUT RI ke-71, awalnya hanya dihadiri oleh 500 orang, adalam acara ini mereka mengibarkan bendera Indonesia diiringi lagu Indonesia Raya dan ditutup dengan doa.
 
Pada tahun 2017, perayaan HUT RI ke-72 waktu itu saya sedang tidak berada di Gaza karena sedang berkunjung ke  Indonesia, atas inisiatif panitia di Gaza, maka mereka tetap mengadakan HUT RI ke-72 kali ini dihadiri tak kurang dari 1200 warga Gaza,  di mana mereka mengibarkan bendera Indonesia diiringi lagu Indonesia raya dengan pasukan pengibar bendera.
 
Untuk tahun ini HUT RI ke-73, seperti tahun sebelumnya kami kembali mengadakan HUT RI ke-73 untuk pertama kalinya secara besar-besaran yaitu dihadiri tak kurang dari 6.500 orang warga Gaza, perayaan kali ini benar-benar besar dan meriah, tidak hanya mengibarkan bendera Indonesia, tidak hanya diiringi lagu Indonesia raya, akan tetapi juga pembacaan teks proklamasi dihadapan ribuan warga Gaza.
 
Teks teks prkolamasi berbahasa Indonesia diterjemahkan kedalam bahasa Arab yaitu dibacakan oleh remaja putri Palestina, sedangkan teks proklamasi berbahasa Indonesia dibacakan oleh saya sendiri, Abdillah Onim, aktivis kemanusiaan Indonesia sekaligus pendiri Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC).
 
Jauh sebelum hari H,  yaitu 1 bulan sebelumnya kami mulai rapat rutin membicarakan HUT RI ke-73, rapat benar-benar rutin untuk memantapkan agar acara berjalan lancar dan sukses.
 
Memang perayaan HUT RI ke-73 tidak diadakan persis pada hari H atau pada 17 Agustus, karena kami harus membuat perhitungan yang matang dan cermat  membaca situasi. Karena dikhawatirkan secara mendadak terjadi agresi Israel saat HUT RI berlangsung, hal ini akan membuat tragis karena yang kami undang berjumlah 5000, kami tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, akhirnya HUT RI KE-73 diadakan 6 hari sebelumnya, ini pun tertunda karena mendadak terjadi serangan Israel atas Gaza, terjadi pengeboman padahal undangan sudah kami sebarkan, demikian juga perlombaan sambut HUT RI pun dirubah jadwalnya karena situasi  tidak kondusif.
 
Adapun mereka yang hadir dalam perayaan HUT RI ke-73 di kota Gaza sebagai berikut Wakil Mentri Kebudayaan dan Penginggalan Kuno, pejabat kementrian dan pendidikan Palestina di Gaza, tokoh masyarakat, pasien korban perang, anak yatim, para janda, keluarga fakir, santri Daarul Qur'an, Murid Baitul Qur'an DT Peduli, para guru Alqur'an, para dosen, tim medis, pihak kementrian kesehatan Palestina, serta warga sipil lainnya.
 
Rangkaian  acara HUT RI KE-73 di kota Gaza Palestina, 
 
- Pembacaan ayat suci Alqur'an
- Kalimat pendahuluan  oleh pamandu acara
- Pengibaran Bendera Merah Putih oleh 60 orang paskibraka Palestina diiringi lagu Indonesia Raya
- Pengibaran bendera Palestina 
- Atraksi oleh 60 orang pasukan paskibraka
- Pembacaan Teks proklamasi oleh Abdillah Onim dan diterjemahkan ke bahasa Arab oleh ramaja Palestina
- Kata sambutan oleh Wakil Mentri Kebudayaan Palestina
- Kata Sambutan oleh Abdillah Onim sebagai perwakilan seluruh elemen di Indonesia
- Pembacaan Syair
 
 
Selepas acara ceremonial di atas, selanjutnya dimeriahkan dengan tarian anak-anak Palestina serta tarian tradisional Palestina yaitu “Dabka” serta ditutup dengan doa, dalam doa pun rakyat Palestina agar Indonesia menjadi negara yang kuat, damai, sejahtera.
 
Bertepatan dengan HUT RI ke-73, dalam perayaan tersebut, kami juga menyerahkan plakat apresiasi kepada para pasien Gaza korban penembakan dilakukan oleh militer penjajah, plakat dan uang tunai.
 
Sebagai WNI yang menetap di Gaza sejak 10 tahun silam, aktivis kemanusiaan Indonesia sejak tahun 2000, perwakilan seluruh elemen Indonesia di Palestina, dan hingga kini pemerintah Indonesia baik Kemenlu RI, KBRI Amman Jordania, KBRI Kairo rutin aktif komunikasi dengan Abdillah Onim yang kini menetap di Gaza.
 
Dalam  sambutan, saya sampaikan bahwa hingga kini Indonesia tetap konsisten, komitmen, bersemangat selalu beri dukungan untuk rakyat Palestina hingga Palestina meraih kemerdekaannya. Karena dukungan kami merupakan  amanah konstitusi. Kita bersaudara dan begitu besar cinta dari rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina.
 
Betapa besar  kecintaan kami terhadap kalian wahai rakyat Palestina, di dunia ini tidak ada yang membedakan  antara suku arab maupun suku lainnya di belahan dunia manapun, karena  yang membedakan antara hitam dan putih dihadapan Allah SWT,  adalah takaran keimanan kepada-Nya, kita muslimin di satukan oleh kalimatTauhid dan Syahadat  “La ilaha ialallah Muhammadarasulullah.” Tak ada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad SAW adalah utusan Allah.
 
Hari ini kita memperingati HUT RI ke-73 di tanah Palestina yang masih terjajah, semoga dalam waktu dekat kita pun mengadakan HUT Kemerdekaan Palestina dan Jerusalem/Alquds ibukotanya.
 
Dalam sambutan itu juga, sekali lagi saya tegaskan, “Indonesia di dadaku, Palestina mengalir didarahku.” **
Editor :
Sumber : Abdillah Onim
- Dilihat 1060 Kali
Berita Terkait

0 Comments