Senin, 13/08/2018 09:13 WIB
Ijtima Ulama II Segera Digelar Bahas Dukungan Pilpres 2019
JAKARTA, DAKTA.COM - Menyikapi perkembangan politik terakhir di tanah air terkait pencalonan capres dan cawapres, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) segera menggelar Ijtima Ulama II.
"Lewat Ijtima Ulama II, kami ingin menegaskan, ulama jangan hanya dijadikan pelengkap. Tapi harus menjadi pihak utama yang diminta sarannya, dan saran itu dijalankan," tegas Ketua Umum GNPF Ulama, Ustaz Yusuf Muhammad Martak di Jakarta, Senin (13/8).
Dalam Ijtima Ulama II, pihaknya akan membahas dukungan kepada kandidat capres-cawapres di Pilpres 2019.
"Di Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional kami sebetulnya sudah mengeluarkan rekomendasi pasangan capres-cawapres. Tapi ternyata koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN mengambil pasangan di luar rekomendasi," jelasnya.
Padahal, lanjut Ustaz Yusuf, pada menit-menit terakhir setelah Ustaz Abdul Somad dan Dr. Salim Segaf Al Jufri menyatakan tidak bersedia maju jadi cawapres, para ulama langsung menggelar musyawarah.
"Hasilnya memutuskan nama Ustaz Arifin Ilham serta Aa Gym untuk mendampingi Bapak Prabowo. Kami tidak ingin ulama diminta mendorong mobil mogok, tapi setelah mobilnya jalan ternyata ulamanya ditinggal," kata Ustaz Yusuf.
Padahal, lanjutnya, jika partai koalisi mau mendiskusikan dan menerima saran para ulama, mereka akan mendapatkan dukungan maksimal.
"Tidak hanya suara yang akan mereka dapatkan, tapi juga relawan, posko pemenangan bahkan dukungan logistik yang akan dikumpulkan umat secara sukarela. Itu semua akan terjadi saat HRS dan para ulama sudah memberikan komando," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya kembali menggelar Ijtima untuk mendengar suara para ulama pemilik hak suara pada ijtima terkait pilpres 2019.
"Hasilnya akan banyak kemungkinan. Bisa saja kami menyatakan abstain. Artinya umat dipersilakan memilih sesuai keinginannya masing-masing, tidak dikomando ulama," pungkasnya.
**
Editor | : | |
Sumber | : | Rilis GNPF Ulama |
- DKI Berubah Jadi DKJ, 3 Juta KTP Warga Jakarta Bakal Diganti Tahun Ini
- UMKM Batik Dinilai Memerlukan Ekosistem yang Kondusif di Pasar Digital
- Wisatawan China Jatuh ke Jurang Saat Foto di Kawah Ijen, Menparekraf Beri Imbauan Tegas
- Usai Putusan MK, Istana akan Siapkan Proses Transisi ke Prabowo-Gibran
- 23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit
- MK Tolak Gugatan Pilpres yang Diajukan Ganjar-Mahfud
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
0 Comments