DAKTA.COM - Oleh Ari Cahya Pujianto (Redaktur Islampos)
Tidak ada seorang manusia di dunia ini yang selalu menang, beruntung terus-menerus. Juga tidak ada yang kalah, rugi terus-menerus. Hidup adalah bagaikan putaran roda, kadangkala berada di atas kadangkala berada di bawah. Itulah sunatullah, dan manusia tidak mampu untuk mengubahnya sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:
“Dan masa kejayaan dan kehancuran itu kami pergilirkan di atara manusia (agar mereka mengambil pelajaran) dan supaya Allah SWT membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang kafir), dan kamu sebagiannya dijadikan sebagai syuhada,” (QS. Ali Imron:140).
Jadi betapapun hebatnya seseorang, pasti dia pernah mengalami kegagalan, kekalahan, dan kasalahan. Memang sering kali kita dipersiapkan baik oleh diri kita sendiri, keluarga, lingkungan ataupun masyarakat untuk siap menghadapi keberhasilan.
Seseorang tidak pernah mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan. Sehingga di saat ia menghadapi kegagalan maka yang terjadi adalah sikap keputusasaan, frustasi, stress, dan segala bentuk sikap negatif lainnya.
Karena itulah dalam kondisi yang seperti itu dibutuhkan kesiapan mental dan emosi dalam menyikapinya. Inilah yang dinamakan dengan kecerdasan emosi (emotional intelligent) dalam bentuk kesabaran dan ketawakalan penuh pada Allah SWT. Itulah maksud dari firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 45 yang artinya: “Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”
Kenapa dengan sabar dan shalat? Karena sabar dan shalat adalah sumber ketenangan jiwa kita. Permasalahan besar akan tidak terlalu bermasalah bahkan tidak bermakna apa-apa jika jiwa seseorang tenang dalam menghadapinya.
Oleh sebab itu, orang yang memiliki antusiasme untuk maju, menghadapi segala kesalahan, kekurangan, permasalahan, dan kegagalan adalah sesuatu yang lumrah. Lebih baik bergerak dan salah daripada diam dan salah.
Kalau seseorang tidak memiliki aktivitas dan kreativitas, padahal salah dan terus diam, maka selamanya akan terus bermasalah. Tapi kalau salah dalam aktivitas, maka setidaknya ada orang lain yang memperingatkan dan tidak mungkin kesalahan itu terulang kembali. Maka jadilah pribadi yang cerdas emosinya dengan sabar dan shalat. **
Editor | : | |
Sumber | : | Islampos.com |
- Mengapa Agama Jadi Kriteria Utama Calon Istri Menurut Islam? Begini Penjelasannya
- Banyak Gunung Alami Erupsi, Benarkah Pertanda Kiamat Dekat?
- 8 Keutamaan Mengajarkan Ilmu
- Sikap-Sikap yang Termasuk dalam Kemurtadan
- Ramadhan Telah Pergi, Bagaimana Kualitas Keimanan Kita?
- Hindari Kufur Nikmat, Berikut Lima Cara Mendapat Kepuasan Hidup
- Empat Janji Allah yang Tertuang Dalam Alquran
- Muhasabah Bagi Mukmin
- Cara Mempertahankan Iman Setelah Ramadhan
- Istighfar Sebagai Pembuka Pintu Rezeki
- Parfum Jabir bin Hayyan
- Bagaimana Islam Memandang Kesehatan Mental?
- Doa Meminta Keturunan yang Saleh
- Ikhtiar dan Tawakal
- Janganlah Mencela Makanan
0 Comments