Selasa, 31/07/2018 16:06 WIB
Angka Kemiskinan BPS, Tak Jelaskan Masalah Sesungguhnya
JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data jika angka kemiskinan di Indonesia kini turun menjadi 9,82%, angka ini diklaim sebagai pencapaian terbaik pemerintah karena pada tahun-tahun sebelumnya selalu berada di angka dua digit.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal menilai data angka kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS tidak menjelaskan masalah sesungguhnya.
"Poin pentingnya menurut saya adalah dengan menyorot hanya di bawah garis kemiskinan itu agak menipu. Sebetulnya struktur masyarakat kita berdasarkan pendapatan itu akumulasinya justru berada dalam kategori hampir miskin dan rentan miskin," papar Faisal usai membuka acara diskusi CORE Indonesia yang bertempat di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Selasa (31/7).
Faisal mencontohkan, masyarakat rentan miskin untuk saat ini berpotensi kembali lagi ke dalam kategori di bawah garis kemiskinan, jika pemerintah kembali mengambil kebijaksanaan untuk menghapus sejumlah subsidi.
"Kenapa menjadi masalah? karena mereka rentan balik lagi ke garis kemiskinan. Dari sisi biaya hidup mungkin sekarang bisa ditahan, karena menjelang tahun politik, subsidi digenjot untuk menahan angka kemiskinan," imbuhnya.
Faisal juga mengkritisi cara pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan selalu dengan jangka pendek seperti menggenjot dana bantuan sosial, bukan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Tapi caranya bukan itu, mestinya untuk mengentaskan kemiskinan adalah memberdayakan ekonomi mereka, caranya adalah memberikan pekerjaan yang lebih berkualitas, termasuk di sektor formal," tutupnya.
Sebelumnya BPS mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia hingga Maret 2018 adalah 25,95 juta orang. Angka itu menurun jika dibanding September 2017, yaitu 26,58 juta orang (10,12%).
Sementara itu untuk angka rata-rata garis kemiskinan, BPS menetapkan pada angka Rp401.220 per kapita per bulan. Angka ini lebih tinggi dibanding pada semester pertama tahun lalu sebesar Rp361.496 dan Rp 370.910 pada semester kedua.
Reporter | : | |
Editor | : |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments