Ahad, 01/07/2018 08:01 WIB
Ribuan Wanita Kursus Mengemudi di Arab Saudi
JEDDAH, DAKTA.COM - Kursus mengemudi Saudi Driving School yang bekerja sama dengan Princess Nourah University (PNU) mengungkapkan pihaknya telah melatih 5 ribu wanita untuk mengemudi. Hal ini diumumkan oleh CEO tempat kursus tersebut Abdul Baset Al-Suwaidi.
"Ini bagian dari dukungan kami terhadap keputusan kerajaan yang memungkinkan wanita untuk mengemudi di jalan. Ini juga kontribusi kami untuk membantu wanita di Arab Saudi," ujar Abdul, Ahad (1/7).
Abdul menyebut setelah melewati ujian tulis, peserta pelatihan akan menghabiskan waktu selama dua jam di laboratorium simulasi sebelum memulai fase pelatihan praktik selama enam jam. Seorang peserta pelatihan harus melewati fase tersebut sebelum melanjutkan pada tahap kedua, yang mencakup 14 jam pelatihan.
Peserta lalu harus lulus tes berkendara di jalan. Mereka akan mempelajari 18 kunci keterampilan dalam mengemudi. Begitu lulus tes tersebut, pengemudi bisa langsung turun ke jalan.
Namun jika peserta gagal dalam tes berkendara, ia harus menjalani empat jam fase pelatihan praktik yang kedua.
Seorang pengawas dan pelatih Abrar Al-Muhaisani menyebut tugasnya termasuk memberikan tes setelah peserta menjalani pelatihan teori dan praktik. Ia juga bertugas memastikan peserta lulus semua fase.
Ahlam Al-Thunayan, salah satu wanita pertama yang mendapat surat izin mengemudi Saudi menyebut keputusan kerajaan ini sudah tepat. "Ini berasal dari kepercayaan Raja Salman kepada wanita Saudi dan pentingnya memberdayakan mereka. Sejarah adalah saksi prestasi perempuan Saudi dan kontribusi mereka terhadap perkembangan Arab Saudi di berbagai tingkatan," ujarnya.
Ahlam melanjutkan keyakinan Raja Salman terhadap wanita Saudi menunjukkan bahwa kontribusi masa depan wanita terhadap negara akan lebih besar.
Seorang pengemudi, Esra Abdul Rahman Al-Batti, mengatakan, keputusan kerajaan ini akan berdampak positif terhadap kehidupan wanita Saudi. Bahkan, keputusan ini bisa memberikan motivasi untuk lebih produktif dan memberikan kontribusi terhadap kemakmuran ekonomi negara tersebut.
"Ini bisa membantu mewujudkan visi 2030 dimana meningkatkan partisipasi perempuan dalam lingkungan kerja hingga 30 persen. Mengendarai mobil bukanlah sebuah tujuan tetapi sarana untuk melakukan pekerjaan," ucapnya.
Pengendara lainnya Hanan Abdullah Al-Arfaj mengatakan, pencabutan larangan mengemudi akan membantu perempuan menjadi lebih mandiri dan meningkatkan peran mereka di masyarakat. Ia bahkan menyebut akan mendorong semua wanita untuk dilatih dan mendapatkan surat izin mengemudi sehingga mereka bisa bergerak bebas tanpa sopir. "Wanita harus siap untuk keadaan darurat dan keadaan sulit lain yang membutuhkan mengendarai mobil dan bertindak cepat," pungkas Hanan. **
Editor | : | |
Sumber | : | republika.co.id |
- Gelar Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina, ARI-BP Tegaskan Tangkap Netanyahu
- Wakil Ketua Hubungan Luar Negeri MUI: Sejarah Turkiye Uthmani dan Nusantara, Inspirasi Dari Kota Kudus ke Al-Quds
- MOI Gelar Aksi Jumat Berduka, Kecam Genosida di Gaza
- Memperingati 76 Tahun Perlawanan Palestina, ARI-BP Akan Gelar Aksi di Kedubes AS
- Ustadz Salim A Fillah dan Seluruh Mitra HNI Mengajak Masyarakat untuk Terus Dukung Palestina
- ARI-BP Segera Luncurkan Dua Program Bantuan Kemanusiaan bagi Rakyat Palestina
- ARI BP Bakal Gelar Aksi Bela Palestina saat Lahirnya UUD 1945 di Patung Kuda
- Ribuan Orang Gelar Aksi Solidaritas untuk Gaza di Depan Kedutaan Besar AS
- ARI-BP Kecam Israel atas Tewasnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran
- Bukti Penggunaan Fosfor oleh Israel di Gaza Menguat
- Uni Emirat Arab Bebaskan Aturan Wajib Masker
- OKI Kutuk Serangan Bom ke Masjid Herat Afghanistan
- Negara-negara Arab Murka Politikus India Hina Nabi Muhammad
- Arab Saudi Larang Warganya Terbang ke Indonesia
- Paspor Elektronik Baru Arab Saudi
0 Comments